Telset.id, Jakarta – Facebook pernah membantu FBI mengungkap predator anak yang menggunakan platform mereka untuk mengancam, memeras, dan melecehkan secara seksual gadis di bawah umur.
Facebook menyewa sebuah perusahaan konsultan keamanan siber untuk mengembangkan alat guna melacak alamat IP dan identitas tersangka Buster Hernandez, yang menggunakan nama “Brian Kil” di platform.
{Baca juga: Gawat, Robot Babysitter Bisa Kirim Lokasi ke Predator Anak}
Hernandez telah menggunakan sistem operasi yang cukup aman untuk melindungi alamat IP dan menyembunyikan identitasnya manakala melakukan pelecehan terhadap korban secara online di Facebook.
Hernandez meneror dengan mengirim pesan dan mengklaim punya foto telanjang sejumlah gadis. Ia memaksa mereka mengirimi video dan gambar porno. Kalau tidak dituruti, ia akan merilis foto-foto yang dimaksud.
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Kamis (11/6/2020), aksinya berlanjut selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, ia mengancam akan menembak sekolah dan membunuh keluarga para korban.
Dalam melacak, seorang insinyur Facebook bekerja dengan perusahaan konsultan guna mengembangkan alat pengungkap alamat IP Hernandez melalui celah di pemutar video sistem operasinya.
Mereka kemudian memberikan alat itu kepada FBI melalui perantara. FBI emudian bekerja sama dengan salah satu korban Hernandez. Mereka memberi video jebakan yang mengungkapkan alamat IP Hernandez.
{Baca juga: Paus Minta Facebook dkk Tak Ambil Untung dari Anak-anak}
Ia ditangkap pada 2017. Di hadapan aparat, ia mengaku bersalah atas praktik produksi pornografi, paksaan, dan bujukan dari anak di bawah umur. Facebook pun berkomitmen untuk mengusut praktik serupa.
Sebelumnya, Paus Fransiskus mengajak perusahaan-perusahaan teknologi seperti Apple, Google, Microsoft, sampai Facebook untuk bekerja bersama kelompok perlindungan anak dan penegak hukum.
Paus meminta kepada eksekutif dan investor perusahaan teknologi seperti Facebook tadi untuk tidak mendulang keuntungan dari anak-anak. Ia meminta kepada mereka untuk tidak memberi bocah di bawah umur akses situs pornografi.
Paus menyebut ada kebutuhan untuk memastikan bahwa investor dan manajer perusahaan tetap bertanggung jawab sehingga kebaikan anak di bawah umur dan masyarakat tidak dikorbankan demi keuntungan. [SN/HBS]