Telset.id, Jakarta – Facebook akhirnya membuat pengakuan mengejutkan tentang sistem pelacakan data di layanannya. Jejaring sosial terbesar di dunia ini mengaku bahwa mereka dapat melacak siapapun, termasuk orang yang bukan penggunanya.
Sejak kasus penyalahgunaan 87 juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica, hashtag #DeleteFacebook pun terus menerus bergaung.
Berbagai pihak, termasuk para petinggi teknologi seperti Elon Musk hingga Steve Wozniak juga telah ikut menghapus akun Facebook mereka sebagai ungkapan protes terhadap Facebook yang tak mengamankan data pribadi penggunanya.
Namun ternyata, meski banyak pengguna telah menghapus akun Facebook mereka, raksasa media sosial itu mengungkapkan bahwa mereka masih dapat melacak “mantan pengguna” tersebut.
Bahkan tak hanya itu saja, selama ini Facebook bisa lacak banyak orang, meskipun bukan penggunanya.
Seperti dilansir dari The Next Web, saat memberi kesaksian dalam sidang di hadapan Congress Amerika Serikat beberapa waktu lalu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg akhirnya mengakui “dosa-dosanya”, terkait pengumpulan data pelanggan.
Ia mengakui, bahwa jaringan media sosialnya telah mengumpulkan data orang-orang yang belum mendaftar atau menyetujui ketentuan Facebook untuk alasan keamanan.
Berita Terkait: Lagi, Facebook Digugat karena Tag Foto Tanpa Izin
Pengakuan itu diungkapkannya setelah Zuckerberg terus menerus mengelak ketika mendapatkan pertanyaan tentang kemungkinan Facebook telah mengumpulkan data non pengguna atau tidak.
Pernyataan Zuckerberg juga diperkuat oleh penjelasan dalam situs resmi Facebook yang ditulis oleh Product Management Director mereka, David Baser.
Baser mengatakan ketika pengguna mengakses situs atau aplikasi yang menggunakan layanan dari Facebook, maka pihaknya otomatis dapat menerima informasi meskipun pengguna telah keluar dari Facebook atau bahkan tidak menggunakan layanan mereka sama sekali.
“Banyak website dan aplikasi yang menggunakan layanan Facebook untuk membuat konten dan iklan mereka makin menarik dan relevan,” jelasnya.
“Layanan ini termasuk social plugin, Facebook login, Facebook Analytics, dan tools Facebook ads and measurement,” sambung Baser.
Berita Terkait: Sudah Dapat SP II, Kiprah Facebook di Indonesia Masih Aman
Ia juga menjelaskan, bahwa tak hanya Facebook saja yang mendapatkan informasi banyak orang dari situs atau aplikasi yang gunakan layanannya. Tapi juga beberapa layanan besar lainnya, seperti Twitter, Pinterest, Google, LinkedIn, hingga Amazon.
“Twitter, Pinterest, dan LinkedIn memiliki tombol Like dan Share untuk membantu orang membagikan hal-hal di layanan mereka. Google memiliki layanan analitik yang populer, dan Amazon, Google serta Twitter semuanya menawarkan fitur login,” ungkapnya.
“Sebagian besar situs dan aplikasi mengirim informasi yang sama ke beberapa perusahaan setiap kali Anda mengunjunginya,” pungkas Baser. (FHP/HBS)