Telset.id, Jakarta – Tim Basarnas melakukan pencarian dan evakuasi korban pesawat Lion Air JT-610 dengan teknologi mutakhir. Dalam menjalankan misinya, Basarnas menggunakan robot untuk membantu dalam mencari para korban yang berada di laut.
Menurut Humas dan Protokoler Basarna Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor, mereka menggunakan robot Remotely Operated Vehicle (ROV) yang merupakan robot penyelam milik mereka.
“Kami akan gunakan ROV, robot penyelam untuk melihat karakteristik di bawah laut,” ucap Joshua Banjarnahor kepada wartawan, Senin (29/10).
ROV sendiri memiliki kemampuan menyelam hingga lebih dari 200 meter. Selain itu, ROV memiliki fitur pendukung seperti kamera, lampu sonar dan alat untuk mengukur tingkat kejernihan air.
Di Indonesia ROV sebelumnya dipakai dalam pencarian korban tenggelamnya Kapal Sinar Bangun VI yang tenggelam pada bulan Juni lalu. Ketika itu ROV berhasil merekam kondisi kapal yang berada di kedalaman 450 meter.
Dilansir Telset.id dari ROV.Org pada Selasa (30/10) robot tersebut bersifat multifungsi. Selain membantu dalam pencarian korban, ROV juga digunakan dalam bidang pertambangan dan maritim.
ROV bisa melakukan pemeriksaan saluran pipa bawah laut untuk memeriksa kebocoran, tentukan keseluruhan saluran pipa dan pastikan pemasangannya sesuai. ROV juga bisa menjalankan tugas untuk membersihkan dasar laut dari puing atau sampah yang tidak terdeteksi jika hanya dilihat dari permukaan laut.
Diharapkan ROV sendiri bisa membantu tim Basarnas menemukan pesawat dan korban Lion Air JT-610 dengan cepat.
Seperti diberitakan bahwa Tim Basarnas terus lakukan pencarian dan evakuasi korban Pesawat Lion Air JT-160 rute Jakarta – Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang.
Pesawat yang jatuh ini buatan tahun 2018 dan baru dioperasikan Lion Air pada 15 Agustus 2018 lalu. Pesawat dinyatakan laik operasi sebelum dipakai untuk penerbangan komersial.
Pesawat itu dikomandoi Captain Bhavye Uneja dengan Kopilot Harvino yang serta 6 awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda dan Deny Maula.
Pesawat tersebut hilang kontak sekitar pukul 06.33 wib. Pesawat Lion Air yang mengangkut 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi ini jatuh di koordinat S 5’49.052″E 107′ 06.628″ atau sekitar perairan Teluk Karawang setelah 13 menit mengudara. [NM/IF]