Elon Musk dan DOGE: Bocoran Mengerikan Soal Akses Rahasia Nuklir

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan dua anak muda berusia 23 tahun tanpa pengalaman menangani informasi rahasia tiba-tiba mendapat akses ke data senjata nuklir Amerika Serikat. Kedengarannya seperti plot film Mission: Impossible, tapi inilah kenyataan yang terjadi di Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) milik Elon Musk.

Menurut laporan eksklusif NPR, Luke Farritor (mantan magang SpaceX) dan Adam Ramada (venture capitalist) diberi hak istimewa mengintai jaringan Departemen Energi AS yang menyimpan rahasia nuklir selama dua pekan. Padahal, sistem ini biasanya hanya bisa diakses melalui terminal khusus di ruang ultra-aman.

Kasus ini bukan sekadar kesalahan administratif. Ini membuka kotak Pandora tentang bagaimana DOGE—dengan gaya kerja Elon Musk yang kontroversial—bermain-main dengan keamanan nasional. Apakah ini awal dari bencana keamanan siber terbesar dalam sejarah?

DOGE: Departemen “Efisiensi” atau Ancaman Keamanan?

DOGE bukan sekadar proyek ambisius Elon Musk. Sejak didirikan, departemen ini telah memicu setidaknya tiga gugatan hukum karena mengakses data pemerintah secara tidak semestinya. CNN sebelumnya melaporkan, Farritor sudah mendapat akses ke sistem IT Departemen Energi pada Februari lalu—meski ditentang keras oleh penasihat hukum dan kepala teknologi departemen tersebut.

Samuel Corum/Getty Images

Yang lebih mengkhawatirkan: sistem yang sama digunakan oleh National Nuclear Security Administration (NNSA)—badan yang bertanggung jawab atas stok senjata nuklir AS. Dua sumber NPR mengaku melihat nama Farritor dan Ramada di direktori jaringan NNSA, sesuatu yang seharusnya mustahil bagi orang tanpa izin khusus.

Kabar Bohong atau Trickle Truthing?

Departemen Energi awalnya membantah keras laporan ini. Namun, pekan lalu, juru bicara mereka akhirnya mengakui pada NPR bahwa akun Farritor dan Ramada memang ada—meski klaimnya “tidak pernah diaktifkan”. Menteri Energi Chris Wright bahkan menyebut berita ini sebagai “rumor” yang sama sekali tidak benar.

Tapi pertanyaannya: mengapa dua orang tanpa kualifikasi mendapat akses potensial ke data sepenting ini? Seorang mantan pejabat NNSA yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada NPR: “Ini seperti memberi kunci gudang senjata pada magang SMA.”

Rantai Keamanan yang Terus Retak

Kasus NNSA hanyalah puncak gunung es. Daniel Berulis, whistleblower National Labor Relations Board (NLRB), mengungkap bahwa DOGE telah menyebabkan “pelanggaran keamanan siber signifikan” setelah menemukan kebocoran data sensitif. Yang lebih mengejutkan: NLRB memblokir upaya login dari alamat IP di Rusia yang menggunakan kredensial akun DOGE baru!

Praktik DOGE yang sembrono ini mengingatkan pada insiden Menteri Pertahanan Pete Hegseth yang membocorkan rencana perang melalui grup Signal—yang ternyata berisi seorang jurnalis. Jika pola ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin kita akan menyaksikan bencana keamanan siber dengan skala belum pernah terjadi sebelumnya.

Seperti ditunjukkan dalam laporan terbaru, reputasi Elon Musk memang sedang di ujung tanduk. Tapi ketika urusannya sudah menyangkut keamanan nuklir sebuah negara, ini bukan lagi soal popularitas—ini soal kelalaian yang bisa berdampak global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI