Telset.id, Jakarta – Presiden Donald Trump menegaskan tidak akan memberi toleransi batas waktu kepada ByteDance untuk menjual aset serta operasional aplikasi video pendek TikTok di Amerika Serikat (AS).
“Akan kami tutup atau mereka menjualnya. Tidak ada perpanjangan batas waktu. Titik!,” cetus Trump kepada wartawan sebelum berangkat ke Michigan, dikutip Telset.id dari Reuters, Sabtu (12/9/2020).
Sayang, TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait “ancaman” Donald Trump. ByteDance sejauh ini terus mencari pembeli agar dapat menyelesaikan kesepakatan akuisisi TikTok pada pertengahan September 2020 dan mematuhi perintah Trump.
{Baca juga: Sssttt… Walmart Ternyata Mau Ikut-ikutan Akuisisi TikTok}
Para pejabat AS telah menyatakan keprihatinan bahwa informasi pengguna TikTok diteruskan ke Beijing. TikTok mengelak, mengatakan tidak akan memenuhi permintaan apa pun kepada pemerintah China.
Senator Republik Josh Hawley, sekutu dekat Donald Trump, menyatakan mendukung ketegasan pemerintah AS terhadap TikTok. Ia juga tidak mendukung perpanjangan tenggat waktu kepada ByteDance untuk mencari pembeli operasional TikTok.
Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa calon pembeli TikTok sedang mendiskusikan empat cara untuk menyusun akuisisi dari ByteDance, termasuk membeli operasional di AS tanpa perangkat lunak utama.
{Baca juga: Terungkap! Larangan TikTok karena Lobi-lobi Bos Facebook}
“Saya yakin ada sejumlah pintu ang dibangun ke dalam kode. Tentu saja, ByteDance tahu persis apa itu,” kata Hawley. Microsoft masih menjadi perusahaan AS yang paling berpeluang membeli operasional TikTok.
Rencana Bytedance Ketika Larangan Diberlakukan
ByteDance kabarnya sedang menyusun rencana darurat jikalau proses akuisisi berjalan tidak sesuai harapan.
ByteDance meminta kepada insinyur TikTok untuk menyusun rencana tentang cara menutup aplikasi di AS jika pemerintah Donald Trump benar-benar memberlakukan larangan.
{Baca juga: ByteDance Siapkan Rencana Hadapi Larangan TikTok}
Perusahaan juga meminta kepada karyawan dan vendor TikTok di AS supaya diberi kompensasi jika terjadi penutupan operasional. Kabarnya, kini sudah berlaku pembekuan perekrutan karyawan.
Keputusan menyetop rekrutmen pegawai dilakukan gara-gara ketidakpastian mengenai masa depan operasional perusahaan di AS. Sejatinya, ByteDance akan senang untuk terus menjalankan TikTok. (SN/MF)