Telset.id, Jakarta – Disaat negara-negara maju lainnya menggunakan teknologi canggih untuk mengirimkan data kasus corona, Dinkes AS ketahuan masih menggunakan teknologi “jadul” untuk mengirimkan data Covid-19, yakni pakai mesin fax.
Pada 1 April 2020, seorang peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengirim email kepada rekan-rekan kesehatan masyarakat Nevada untuk laporan laboratorium.
Isinya, ada dua pelancong yang telah dites positif terkena virus corona. Ia meminta kepada Nevada untuk mengirim catatan-catatan itu melalui jaringan aman atau data terenkripsi yang dilindungi oleh kata sandi.
{Baca juga: Israel Pakai Teknologi Anti Terorisme untuk Lawan Virus Corona}
Tujuannya, menurut laporan New York Post, untuk melindungi privasi para pelancong. Bagaimana respons Nevada? Nevada bertanya balik apakah catatan serta data yang diminta bisa dikirim via mesin fax?
Asal tahu saja, pencatatan industri perawatan kesehatan sebagian besar elektronik. Di lain sisi, departemen kesehatan negara bagian dan lokal yang kekurangan uang masih sangat bergantung kepada faks.
Bahkan, seperti dikutip Telset.id, Senin (18/5/2020) mereka masih sangat bergantung kepada email dan catatan kertas untuk mengumpulkan data penyakit menular dan membaginya dengan otoritas federal.
Disfungsi data seperti itu melumpuhkan respons terhadap virus corona. Penelusuran orang yang berpotensi terkena Covid-19 menjadi lebih lambat. Administrasi Donald Trump pun segera merespons.
Anak buah Trump membuat sistem pelaporan paralel yang dijalankan oleh perusahaan Palantir asal Silicon Valley. Namun, belum banyak bukti bahwa Palantir meningkatkan respons terukur terkait Covid-19.
Pemakaian faks dan email antara pejabat CDC dan Nevada menggambarkan ruang lingkup masalah penanganan Covid-19. Butuh beberapa hari untuk melacak informasi dasar seperti alamat pasien dan kontak.
{Baca juga: Amerika Kembangkan Robot Militer untuk Lawan Covid-19}
Seorang detektif berkonsultasi dengan Google. Data penting investigasi kasus seperti perjalanan pasien dan riwayat medis tidak ada. Kalau penanganan masih pakai teknologi jadul, kapan pandemi akan berakhir? [SN/HBS]