Telset.id, Jakarta – Sebuah alat bernama “exoskeleton” disebut-sebut telah membuat seorang pria Prancis yang lumpuh dapat berjalan kembali. Robot yang dikendalikan oleh pikiran ini disebut mampu membuat orang dengan cedera tulang belakang dan lumpuh, dapat kembali berjalan.
Pasien lumpuh berusia 28 tahun, yang diidentifikasi sebagai Thibault of Lyon, dilatih selama berbulan-bulan untuk mengoperasikan perangkat robot selama masa uji coba.
Untuk menggunakan perangkat, pasien yang lumpuh ini belajar mengirim sinyal ke sensor yang ditanamkan di dekat otaknya untuk menggerakkan keempat anggota tubuhnya.
{Baca juga: Jadi Gay, Pria Ini Minta Pertanggungjawaban Apple}
Setelah dua tahun percobaan, akhirnya pria lumpuh ini bisa berjalan lebih dari satu lapangan sepak bola.
“Otak masih mampu menghasilkan perintah yang biasanya menggerakkan lengan dan kaki,” kata penulis studi, Alim Louis Benabid, dalam sebuah laporan.
Selama sesi berjalan, alat perekam ditanamkan di kedua sisi kepala pasien, antara kulit dan otaknya, di dekat daerah korteks, yang mengontrol rasa dan fungsi motorik.
Di masa lalu, teknologi komputer yang terhubung dengan otak telah ditanamkan ke otak. Adakalanya, menggunakan kabel yang bisa berbahaya.
“Ini adalah sistem komputer-otak nirkabel semi-invasif pertama yang dirancang untuk mengaktifkan keempat anggota badan,” kata Benabid.
Exoskeleton itu kemudian dipasang di langit-langit untuk membantunya menjaga keseimbangan, dan melekat pada kedua lengan dan kakinya.
“Ketika Anda berada di posisi saya, ketika Anda tidak dapat melakukan apa pun dengan tubuh Anda. Anda ingin melakukan sesuatu dengan otak Anda,” kata Thibault, seperti dilaporkan Guardian Inggris.
“Aku belum bisa pulang ke rumah dengan exoskeleton, tetapi aku sampai pada titik di mana aku bisa berjalan. Aku berjalan ketika aku mau dan aku berhenti ketika aku mau,” katanya.
{Baca juga: Gara-gara Lampu, Gadis 7 Tahun Alami Pubertas Dini}
Sekitar empat tahun yang lalu, Thibault jatuh dari balkon klub malam setinggi 40 kaki. Kecelakaan itu memaksa dokter memotong tulang belakangnya.
Saat pelatihan dalam percobaan, ia menggunakan sistem avatar video game untuk mengasah keterampilan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kerangka robot, dan mempelajari kembali gerakan.
Dia juga dilatih untuk melakukan tugas mental untuk mengkomunikasikan pemikirannya secara efektif ke perangkat. Gadget revolusioner ini berpotensi untuk meningkatkan kualitas hidup dan otonomi orang cacat, menurut para ilmuwan di balik laporan itu. [BA/IF]