Telset.id, Jakarta – Perlahan tapi pasti, Twitter menjawab serangkaian kritik yang selama ini dialamatkan kepadanya, terkait posisinya sebagai media sosial yang pro dengan terorisme. Tak main-main, sudah ada 360 ribu akun yang dicekal Twitter sejak tahun lalu.
Dalam sebuah pengumuman, Twitter mengatakan bahwa perusahaan telah menangguhkan sekitar 235.000 akun yang diduga mempromosikan terorisme, sehingga secara total, Twitter sudah mencekal 360.000 sejak tahun lalu.
Selama kiprahnya, Twitter telah menghindari untuk memantau dan menyaring konten secara langsung, sebaliknya lebih memilih untuk membiarkan pengguna mengutarakan isi hatinya.
Hasilnya, media sosial ini seperti menjadi tempat yang aman bagi mereka yang ingin membuli dan rasis. Pun demikian yang ingin menebar teror. Terbukti, butuh waktu lama bagi perusahaan untuk kemudian setuju menghapus akun berbau ISIS.
Tapi, kini Twitter meningkatkan kewaspadaannya pada dugaan kegiatan teroris. Suspensi harian karena melanggar larangan mendukung ekstremisme naik 80 persen dari tahun lalu. Selain itu, Twitter memperbanyak tim yang meninjau pelanggaran yang dilaporkan, bergerak lebih cepat untuk menangguhkan akun dan meningkatkan kemampuannya untuk mengendus pengguna yang sudah diblokir untuk kembali lagi dengan nama baru.
Nah, pertanyaannya sekarang, seberapa efektifkah tindakan ini akan mengekang dukungan teroris dan komunikasi pada platform tersebut? Kita lihat saja. [IF]