Telset.id, Jakarta – Google mengumumkan bahwa layanan gaming Google Stadia akan meluncur pada 19 November 2019. Namun belum juga resmi diluncurkan, beberapa developer sudah khawatir akan masa depan dari layanan tersebut. Kok bisa?
Sedikit informasi, Google Stadia merupakan layanan streaming game, yang memungkinkan pengguna untuk memainkan game tertentu tanpa harus meng-install.
Sebagaimana dilansir oleh Telset.id dari Ubergizmo, Jumat (15/11/2019), para developer ini mengaku khawatir bahwa Google akan mematikan Stadia suatu hari nanti jika tidak berhasil memenuhi ekspektasi dari perusahaan.
{Baca Juga: Pengguna Butuh Koneksi WiFi untuk Bermain Google Stadia}
Kebijakan untuk mematikan sebuah layanan yang tidak menguntungkan adalah hal yang lumrah bagi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi. Sebab hal tersebut merupakan sebuah kerugian saat perusahaan menginvestasikan waktu dan sumber daya ke layanan yang kurang menguntungkan.
Salah satu pengembang yang buka suara terkait kekhawatirannya pada nasib Google Stadia adalah Gwen Frey. Developer satu ini menyatakan keresahannya pada GamesIndustry.biz.
“Keluhan terbesar yang dimiliki sebagian besar pengembang dengan Stadia adalah ketakutan bahwa Google hanya akan membatalkannya. Tidak ada yang pernah mengatakan, ‘Oh, itu tidak akan berhasil,’ atau ‘Streaming bukan masa depan.’ Semua orang menerima bahwa streaming tidak bisa dihindari. Kekhawatiran terbesar dengan Stadia adalah bahwa itu mungkin tidak akan eksis,” ujar Frey.
{Baca Juga: Duet Microsoft-Sony Bakal Ancam Google Stadia}
Menariknya, Google mendengarkan rasa skeptis yang diutarakan para pengembang akan masa depan Google Stadia. Menurut Direktur Produk Stadia, Andrey Doronichev, mereka akan berusaha melakukan yang terbaik untuk membuat layanan menjadi platform yang sukses.
“Tidak ada yang pasti dalam hidup ini, tetapi kami berkomitmen untuk membuat Stadia sukses. Tentu saja, tidak apa-apa untuk meragukan kata-kata saya. Tidak ada yang bisa saya katakan sekarang untuk membuat Anda percaya. Tetapi yang dapat kita lakukan adalah meluncurkan layanan dan terus berinvestasi di dalamnya selama bertahun-tahun yang akan datang,” janji Doronichev.
Sebelumnya Google juga telah mengumumkan daftar game apa saja yang nantinya bisa pengguna mainkan melalui layanan Stadia.
Game-game tersebut adalah Bandai Namco – Dragon Ball Xenoverse 2, Bethesda – DOOM Eternal, DOOM 2016, Rage 2, The Elder Scrolls Online, Wolfenstein: Youngblood.
{Baca Juga: Catat! Ini Game yang Bisa Dimainkan di Google Stadia}
Kemudian, ada Bungie – Destiny 2, Capcom – TBD, Coatsink – Get Packed (eksklusif), Codemasters – GRID, Deep Silver – Metro Exodus, Drool – Thumper, Electronic Arts – TBD, Giants Software – Farming Simulator 19, dan Larian Studios – Baldur’s Gate 3.
Lalu, ada nWay Games – Power Rangers: Battle for the Grid, Rockstar Games – TBD, Sega – Football Manager, SNK – Samurai Shodown, Square Enix – Final Fantasy XV, Tomb Raider Definitive Edition, Rise of the Tomb Raider, dan Shadow of the Tomb Raider.
Selanjutnya, 2K Games – NBA 2K, Borderlands 3, Tequila Works – Gylt, Warner Bros – Mortal Kombat 11, THQ – Darksiders Genesis, Ubisoft – Assassin’s Creed Odyssey, Just Dance, Tom Clancy’s Ghost Recon Breakpoint, Tom Clancy’s The Division 2, Trials Rising, dan The Crew 2.
Untuk bisa memainkan seluruh game tersebut, pengguna Google Stadia hanya perlu membayar USD 10 atau Rp 140 ribuan per bulannya. Satu-satunya game yang bisa dimainkan gratis adalah Destiny 2. (HLM/IF)