Telset.id, Jakarta – Citi Indonesia hari ini meluncurkan layanan perbankan terbaru Citi Priority, sebagai bentuk komitmen Citi dalam menjawab kebutuhan akan prioritas perencanaan keuangan dan target investasi bagi nasabah di kalangan profesional dan pengusaha muda di Indonesia.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi menyatakan, meningkatnya kalangan menengah di Asia termasuk Indonesia, memungkinkan Citi untuk memperluas portfolio layanan perbankan dalam memberikan yang terbaik bagi para nasabah, khususnya kalangan profesional dan pengusaha muda.
“Citi Priority merupakan bukti dari komitmen Citi untuk terus berinovasi dan memanfaatkan keahlian dalam digital banking, serta memperkuat eksistensi Citi sebagai bank berskala global berkonsep simpler, smaller, safer and stronger,”ungkap Batara di Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (7/9/2016).
Survei Citi Indonesia bersama BDRC Asia mengindikasikan bahwa kalangan profesional dan pengusaha muda di rentang usia 21-45 tahun memiliki prioritas investasi keuangan yang berbeda-beda.
Hal ini dapat dilihat pada usia 21-30 tahun, konsumen lebih mementingkan pengeluaran untuk kebutuhan gaya hidup seperti travelling, gadget dan hiburan, dengan pengeluaran untuk investasi keuangan belum menjadi prioritas utama.
Retail Bank Head Citi Indonesia Harsya Prasetyo mengatakan, “Citi Priority merupakan layanan perbankan unggulan yang diperuntukan bagi nasabah dengan kepemilikan investable amount sebesar atau lebih dari Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah). Citi Priority hadir dengan tiga pilar utama, yaitu akses ke tim personal bankers, digital and global banking, dan appreciation and digital rewards.”
“Terkait pilar digital and global banking, tren menunjukkan bahwa segmen ini merupakan pengguna e-commerce yang aktif, dimana data kami menunjukkan terjadinya peningkatan transaksi e-commerce sebesar 54% selama dua tahun terakhir, utamanya pada lini bisnis, gaya hidup, travel, dan transportasi. Pengguna Internet Banking di Citi saat ini sudah mencapai 54% dari total nasabah di segmen ini, artinya melebihi penetrasi rata-rata digital banking di Indonesia, yaitu masih di kisaran 30-40%,” ungkap Harsya