Telset.id, Jakarta – Perlombaan untuk mengembangkan jaringan 5G sedang berlangsung antara China, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju di Eropa. Analis memperkirakan, perlombaan itu bakal dimenangkan oleh China. Kenapa bisa demikian?
Fragmentasi peraturan di 28 negara anggota Uni Eropa, kurangnya investasi jaringan bergerak yang berasal dari bisnis nan lemah, serta perdebatan mengenai alokasi gelombang radio yang dikenal sebagai spektrum adalah alasannya.
“Eropa sangat tertinggal dari China dan AS dalam hal komitmen dan penerapan 5G. Namun, AS pun tak cukup tangguh menghadapi perlawanan China,” kata Ben Wood, kepala penelitian CCS Insight, kepada CNBC dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
[Baca juga: Nokia Luncurkan Chip 5G, Kecepatan Hingga 84Gbps]
Ia melanjutkan, di AS, persaingan sengit terjadi antarpemain di bisnis 5G. Sementara di China, sama sekali tidak ada situasi seperti itu.
“Mereka (China) terpusat sehingga benar-benar bisa menjadi pemimpin dalam hal pengadaan jaringan 5G,” ujarnya.
Pada Desember 2017, 3GPP, badan yang mengatur standar seluler secara global, menyetujui spesifikasi 5G yang kali pertama diterapkan secara internasional. Teknologi tersebut mulai dijajal pada Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan, pada Februari 2018 lalu.
Pemerintah China telah mendorong pengembangan industri 5G, baik melalui perusahaan Huawei maupun ZTE. Dua produsen perangkat itu merancang peralatan yang diperlukan agar teknologi 5G dapat bekerja secara maksimal.
Karena pasar China diperkirakan akan menjadi yang terbesar untuk jaringan 5G pada 2022, menurut data dari CCS Insight, Huawei dan ZTE akan otomatis meraup keuntungan. Huawei, khususnya, bahkan telah berusaha memperluas jangkauan di luar China.
Beijing pun sudah menandatangani 25 perjanjian dengan operator telekomunikasi di seluruh dunia untuk uji coba 5G. Mereka juga mengumumkan rencana pada awal pekan ini untuk memangkas biaya roaming data domestik serta mengurangi harga koneksi internet.
[Baca juga: Antisipasi Spionase China, AS Siapkan Jaringan 5G]
Namun, publik berhak untuk membantah analisa ini. AS dan Eropa memang bukan lawan enteng. Yang pasti, China telah berhasil membuktikan diri mampu menunjukkan taji di dunia teknologi, khususnya seluler, di ranah global. Huawei dan Xiaomi adalah buktinya.
Sekedar informasi, kehadiran jaringan 5G memang sudah sangat dinantikan oleh para pengguna internet di seluruh dunia. Pasalnya, 5G menawarkan kecepatan yang jauh lebih cepat dibandingkan jaringan 4G. Kehadirannya juga disebut-sebut akan membuat lompatan teknologi.
Streaming, game Virtual Reality, mobil otonom, mengunduh film super cepat, dan miliaran perangkat berbicara satu sama lain adalah sederet janji jaringan internet generasi berikutnya yang dikenal dengan 5G itu. [SN/HBS]