Telset.id – Pemerintah China mengumumkan rencana aksi tiga tahun untuk mendorong pengembangan bentuk baru penyimpanan energi pada Jumat (12/9). Rencana ini bertujuan mendukung transisi energi hijau dan memastikan stabilitas sistem tenaga jenis baru hingga 2027.
Berdasarkan dokumen yang dirilis bersama oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) dan Administrasi Energi Nasional China, negara tersebut menargetkan kapasitas penyimpanan energi jenis baru terpasang lebih dari 180 juta kilowatt pada 2027. Investasi proyek langsung yang diharapkan mencapai 250 miliar yuan (sekitar 35,2 miliar dolar AS).
Rencana aksi tersebut mencakup 21 langkah penting yang difokuskan pada perluasan penerapan penyimpanan energi dalam produksi listrik dan infrastruktur jaringan. Inovasi teknologi, standardisasi, pengembangan talenta, serta penguatan kerja sama internasional juga menjadi prioritas utama.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya besar China dalam mencapai transisi energi hijau dan rendah karbon, sekaligus mendukung pembangunan ekonomi dan sosial yang berkualitas tinggi. Data resmi menunjukkan bahwa hingga akhir 2024, kapasitas terpasang penyimpanan energi jenis baru di China telah mencapai 73,76 juta kilowatt.
Dampak dan Implikasi Pengembangan Penyimpanan Energi
Pengembangan penyimpanan energi baru di China diprediksi akan menciptakan efek berantai positif bagi industri teknologi energi global. Investasi sebesar 250 miliar yuan tidak hanya akan memperkuat infrastruktur energi nasional tetapi juga mendorong inovasi di sektor terkait.
Sejalan dengan perkembangan ini, berbagai terobosan teknologi penyimpanan energi terus bermunculan. Seperti teknologi baterai air terobosan Monash University yang menawarkan solusi penyimpanan energi solar untuk rumah tangga, menunjukkan bahwa inovasi di bidang ini sedang berkembang pesat secara global.
Baca Juga:
Penguatan kerja sama internasional yang ditekankan dalam rencana aksi China juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai institusi penelitian global. Inovasi dalam teknologi chip, seperti temuan terbaru UCLA yang membuat smartphone lebih cepat dan hemat energi, dapat saling melengkapi dengan pengembangan sistem penyimpanan energi.
Strategi Jangka Panjang dan Dampak Global
Rencana aksi 2025-2027 ini menunjukkan komitmen jangka panjang China dalam memimpin transisi energi global. Dengan kapasitas yang ditargetkan, China akan menjadi pemain utama dalam pasar penyimpanan energi dunia, yang diperkirakan akan mempengaruhi harga dan standar teknologi secara global.
Perkembangan di sektor penyimpanan energi juga berkaitan erat dengan evolusi perangkat elektronik. Seperti strategi baru Apple yang terungkap melalui bocoran skor Geekbench iPhone 17, efisiensi energi menjadi faktor kritis dalam pengembangan teknologi masa depan.
Implementasi rencana aksi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem energi yang lebih stabil dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi China sebagai inovator utama dalam teknologi energi terbarukan. Dampaknya akan terasa tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga dalam percaturan energi global.
Dengan langkah-langkah konkret yang telah dirumuskan, China memposisikan diri sebagai pionir dalam revolusi energi hijau. Perkembangan ini akan menjadi tolok ukur penting bagi negara-negara lain yang juga berkomitmen pada transisi energi berkelanjutan.