Telset.id, Jakarta – China telah melengkapi sistem keamanan dan perlengkapan sejata masa depan. Baru-baru ini, digelar pameran perangkat keamanan kelas atas yang digelar pada 23 hingga 25 Oktober 2018 di Beijing.
Pada pameran keamanan publik di Tiongkok itu, dipamerkan program pelatihan polisi virtual reality hingga drone bersenjata dan pemindai iris, serta berbagai alat berteknologi tinggi yang tersedia untuk polisi negara tersebut.
Pameran itu menunjukan bahwa pengawasan dan teknologi pemantauan keamanan domestik pemerintah komunis telah meroket.
Layar pengenalan wajah yang dapat menganalisa bidikan candid peserta konferensi tersebar di sekitar ruang pameran, sementara vendor lain mengemas stan mereka dengan kamera keamanan.
Selain itu, terdapat aplikasi yang lebih berbahaya, seperti kunci pintar untuk rumah dan aplikasi data besar untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
Megvii, sebuah perusahaan intelijen buatan yang didukung oleh raksasa e-commerce Alibaba, mendemonstrasikan berbagai pasang kacamata pintar, yang akan membunyikan alarm ketika mereka melacak burunon.
Satu pasang kacamata pintar ini harganya sekitar 20.000 yuan (RM12.019), menurut seorang karyawan yang berjaga di stan Megvii.
Kacamata serupa sempat menjadi berita utama global, ketika polisi China berhasil menangkap buronan saat menonton konser di Nanchang, provinsi Jiangxi yang padat dengan ribuan penonton.
Beberapa perusahaan juga memamerkan pemindai iris, yang mengkhususkan dalam teknologi untuk mendeteksi dan mencocokkan pola unik pada iris, bagian berwarna dari mata manusia.
“Dari tahap janin hingga remaja, hingga dewasa, iris tetap sama,” kata James Wang, direktur pemasaran di IrisKing, kepada AFP.
Dibandingkan dengan sidik jari dan pengenalan wajah, tingkat kesalahan untuk pencocokan iris juga lebih rendah. “Karena pengenalan iris dilakukan secara in vivo, itu juga sangat sulit dipalsukan,” tambahnya.
Menurut laporan ahli keamanan China di Sekolah Kebudayaan dan Teologi Eropa Jerman, Adrian Zenz, China menghabiskan kira-kira 1,24tril yuan (RM745.20bil) untuk keamanan domestik pada 2017, meningkat 12,4% dari tahun sebelumnya. Tambahan anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat keamanan di wilayah minoritas China.
Di Tibet, di mana banyak warga Tibet melakukan aksi bakar diri sebagai protes terhadap kebijakan Beijing selama bertahun-tahun, menyebabkan biaya keamanan domestik meningkat lebih dari 400% antara tahun 2007 dan 2016.
Jumlah teresebut lebih besar dua kali lipat pertumbuhan belanja di semua provinsi dan wilayah untuk periode yang sama.
Di wilayah barat laut Xinjiang yang bergolak, di mana pemerintah telah menggunakan berbagai peralatan pengintaian, telah menghabiskan hampir 100% anggaran keamanan pada tahun 2017, dua kali lipat pengeluaran untuk perawatan kesehatan.
Penyebaran cepat teknologi yang berfokus pada pengawasan di seluruh China bukanlah hal baru. Namun, pameran keamanan menunjukkan betapa luasnya teknologi yang diterapkan bagi pasukan keamanan publik negara itu.
Perusahaan teknologi yang berbasis di Shenzhen bernama ZNV menggunakan analisis video, seperti deteksi “ekspresi mikro” wajah, untuk menganalisis respons emosional. Salah satu aplikasinya dipakai untuk interogasi polisi, meski produknya masih dalam tahap uji coba.
Sementara itu di stan yang dikelola oleh First Research Institute dari kementerian keamanan publik, peserta konferensi secara bergantian mencoba permainan VR yang dimaksudkan untuk mengajari polisi cara penggunaan senjata api yang tepat.
“Respo dari departemen keamanan publik sangat bagus,” kata Gan Tian, kepala pemasaran di perusahaan teknologi KitSprite yang berbasis di Wuhan, yang bermitra dengan First Research Institute.
Ia mencontohkan, dengan menggunakan VR, pelatihan praktis prosedur standar dapat dilakukan “dalam waktu dan ruang tak terbatas. Sejauh ini, kementerian keamanan publik memiliki lebih dari 30 modul pelatihan VR untuk polisi, dan semuanya dikembangkan oleh KitSprite.
Namun, dalam mengejar produk-produk polisi berteknologi tinggi, beberapa perusahaan tampaknya agak terbawa arus.
Misalnya, drone yang dikembangkan oleh Harwar, perusahaan yang berbasis di Shenzhen, yang memamerkan beberapa tambahan, termasuk “net gun module” yang meluncurkan jaring untuk menangkap penjahat yang berusaha melarikan diri. [BA/HBS]
Sumber: The Star