Bayangkan sebuah kabel yang bisa mengalirkan data hampir 200 Gbps sekaligus mengantarkan daya hingga 480W. Bukan mimpi, ini nyata. Shenzhen 8K UHD Video Industry Cooperation Alliance, sebuah konsorsium perusahaan China, baru saja memperkenalkan General Purpose Media Interface (GPMI)—standar baru yang siap mengguncang industri konektivitas.
Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan standar konektor audio-video memang semakin sengit. HDMI dan DisplayPort sudah lama mendominasi, sementara USB-C dengan Thunderbolt mencoba berebut porsi. Namun, GPMI datang dengan janji yang sulit ditolak: bandwidth raksasa dan power delivery ekstrem dalam satu solusi.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat GPMI berbeda? Mengapa China begitu serius mengembangkan standar sendiri? Dan yang paling penting—akankah teknologi ini bisa menembus pasar global?
Spesifikasi GPMI: Lebih dari Sekadar Pengganti
GPMI hadir dalam dua varian port. Type C yang kompatibel dengan USB-C standar, dan Type B yang merupakan desain khusus. Angka-angka yang dibawanya sungguh mengesankan:
- GPMI Type B: Bandwidth 192 Gbps (4x HDMI 2.1) dengan power delivery 480W
- GPMI Type C: Bandwidth 96 Gbps (2.4x USB4) dengan kompatibilitas penuh USB-C
Sebagai perbandingan, DisplayPort 2.1 UHBR20 yang paling mendekati hanya menawarkan 80Gbps tanpa kemampuan power delivery. Sementara Thunderbolt 4 terbatas pada 40Gbps dan 100W—jauh di bawah kemampuan GPMI.
Bukan Hanya tentang Angka
Selain bandwidth dan daya, GPMI mengemas beberapa fitur canggih:
- Bidirectional Multi Stream: Memungkinkan transfer data dua arah secara simultan
- Full Chain Security: Proteksi end-to-end untuk transmisi data sensitif
- Daisy Chaining: Menghubungkan multiple perangkat dalam satu rantai seperti Thunderbolt
- HDMI-CEC Support: Kontrol semua perangkat terhubung dengan satu remote
Fitur-fitur ini menjadikan GPMI bukan sekadar pengganti, melainkan lompatan teknologi yang mungkin akan menentukan standar baru.
Strategi China di Balik GPMI
Lebih dari 50 perusahaan China tergabung dalam pengembangan GPMI, termasuk raksasa seperti Huawei, TCL, dan HiSilicon. Ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari strategi besar:
- Kemandirian Teknologi: Mengurangi ketergantungan pada standar Barat
- Dominasi Pasar 8K: Persiapan infrastruktur untuk era video ultra high-definition
- Ekosistem Terintegrasi: Menciptakan rantai pasok lengkap dari produksi hingga implementasi
Lisensi GPMI Type C melalui USB-IF menunjukkan keseriusan China untuk menjadikannya standar global. Namun, apakah dunia siap menerima standar baru dari Negeri Tirai Bambu?
Tantangan dan Prospek Global
Peluncuran GPMI akan dilakukan bertahap: mulai dari perangkat hiburan rumah, lalu otomotif, dan terakhir industri. Namun beberapa tantangan besar menghadang:
- Fragmentasi standar yang sudah ada (HDMI, DisplayPort, USB-C)
- Kebutuhan kompatibilitas dengan perangkat existing
- Persepsi pasar terhadap teknologi buatan China
Meski demikian, dengan kekuatan pasar domestik yang besar dan dukungan penuh pemerintah China, GPMI mungkin akan menjadi pilihan utama di Asia sebelum menembus Barat. Satu hal pasti—persaingan standar konektivitas akan semakin panas dalam beberapa tahun ke depan.
Jadi, siapkah Anda untuk meninggalkan HDMI dan beralih ke GPMI? Waktu yang akan menjawab. Tapi dengan keunggulan teknis yang ditawarkan, bukan tidak mungkin kita sedang menyaksikan kelahiran raja baru di dunia konektivitas audio-video.