China Geser AS dalam Laju Energi Nuklir dengan 10 Reaktor Baru

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Dalam lompatan besar di sektor energi bersih, China resmi menggeser Amerika Serikat sebagai pemimpin global dalam kapasitas energi nuklir. Dengan tambahan 10 reaktor baru yang disetujui tahun ini, Negeri Tirai Bambu kini mengoperasikan, membangun, atau mengantongi izin untuk 102 reaktor—total kapasitas mencapai 113 juta kilowatt. Sebuah pencapaian yang mengubah peta energi dunia.

China overtakes US in nuclear energy race with 10 new reactors, record capacity

Proyek Mega dan Standar Keamanan Tertinggi

Rapat eksekutif Dewan Negara China yang dipimpin Perdana Menteri Li Qiang pada Minggu (27/4/2025) menyetujui fase III Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Sanmen di Zhejiang. Proyek ini akan menambah kapasitas instalasi hingga 7,5 juta kilowatt—setara dengan kebutuhan listrik 5 juta rumah tangga. “Keamanan absolut adalah prioritas utama,” tegas pernyataan resmi pemerintah, menekankan kepatuhan terhadap standar internasional tertinggi.

Lima proyek baru yang disetujui tersebar di Guangdong, Zhejiang, Shandong, Fujian, dan Guangxi. Sejak 2022, China konsisten menyetujui minimal 10 unit reaktor per tahun, dengan total investasi diperkirakan menembus Rp 400 triliun. Langkah ini sejalan dengan komitmen China mencapai net-zero emission pada 2060.

Dominasi Global dan Kontribusi Iklim

Laporan Asosiasi Energi Nuklir China (CNEA) mengungkapkan, 28 reaktor sedang dibangun (kapasitas 33,65 juta kW), sementara 58 reaktor komersial telah beroperasi (60,96 juta kW). Pada 2024, PLTN China menghasilkan 444,7 miliar kWh listrik—4,72% dari total produksi nasional—sekaligus mengurangi emisi CO2 sebanyak 334 juta ton.

“Pada 2030, kapasitas operasional akan mencapai 110 juta kW. Nuklir menjadi tulang punggung transisi energi,” ujar Yang Changli, Ketua CNEA. Pencapaian ini menempatkan China di atas AS (94 reaktor) dan Prancis (56 reaktor).

Kemandirian Teknologi dan Kolaborasi Internasional

China kini menguasai 100% teknologi peralatan inti PLTN. Tahun lalu, mereka memproduksi 114 set peralatan nuklir domestik—naik dua kali lipat dari 2023. Proyek percontohan Guohe One telah beroperasi, sementara Linglong One ditargetkan rampung pada 2026.

Kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan negara seperti Rusia juga diperkuat. China membuka 12 fasilitas penelitian untuk mitra global, menunjukkan transparansi dalam pengembangan energi nuklir.

Super-Earth exoplanets more common across universe than thought: Study

Dengan percepatan ini, China tak hanya memimpin lomba energi nuklir, tetapi juga memberi solusi konkret bagi krisis iklim. Pertanyaannya kini: akankah AS dan Eropa mampu mengejar ketertinggalan?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI