CATL Luncurkan Baterai “Baterai dalam Baterai” untuk EV dengan Teknologi Campuran

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Di tengah perlambatan pasar mobil listrik global, produsen baterai China Contemporary Amperex Technology Limited (CATL) justru melesat dengan inovasi terbarunya: sistem baterai “baterai dalam baterai” yang menggabungkan berbagai jenis kimia untuk meningkatkan performa kendaraan listrik (EV).

Dengan menguasai 38% pasar baterai EV global, CATL terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin industri. Teknologi terbaru mereka bukan sekadar konsep, melainkan sudah siap diproduksi massal – sebuah langkah strategis saat kompetitor seperti AS masih bergulat dengan tantangan produksi EV.


Revolusi Baterai Sodium-Lithium

CATL baru saja memperkenalkan baterai Naxtra berbasis sodium-ion dengan siklus hidup mencapai 10.000 kali pengisian – lebih dari dua kali lipat baterai lithium-ion konvensional yang hanya bertahan 4.000 siklus. “Ini bukan sekadar peningkatan inkremental, tapi lompatan generasi,” jelas pakar teknologi energi dari Universitas Beijing.

China’s new ‘battery within a battery’ powers up EVs with mixed chemistries

Sistem Freevoy: Kecerdasan dalam Satu Paket

Yang lebih revolusioner adalah sistem Freevoy Dual-Power Battery yang memadukan berbagai jenis baterai dalam satu unit. Bayangkan sebuah baterai sodium-ion yang optimal di suhu dingin bekerja sama dengan baterai lithium-ion untuk kondisi normal. Atau kombinasi Nickel Cobalt Manganese (NCM) yang mampu memberikan jarak tempuh 1.500 km dengan daya puncak melebihi 1 megawatt.

Teknologi Anode yang “Tumbuh Sendiri”

CATL melengkapi sistem Freevoy dengan teknologi anode self-forming yang revolusioner. Alih-alih menggunakan anode jadi, baterai ini membentuk anode-nya sendiri selama beberapa siklus pengisian pertama. Hasilnya? Peningkatan kapasitas energi hingga 60% dalam volume yang sama.

Pengisian Ultra Cepat 5 Menit

Tak berhenti di situ, CATL juga memperkenalkan Shenxing Gen 2 dengan kemampuan pengisian ultra cepat 12C – cukup 5 menit untuk mengisi penuh. Meski membutuhkan charger 1.300 kW yang belum tersedia secara komersial, langkah ini menunjukkan visi jauh ke depan CATL. Sebagai perbandingan, charger megawatt Huawei yang baru diluncurkan masih berada di kisaran 600 kW.

NASA, Boeing pause X-66 to chase breakthrough ultra-thin wing aircraft design

Dengan portofolio teknologi yang terus berkembang, CATL bukan hanya memimpin pasar baterai EV saat ini, tapi juga sedang menulis masa depan mobilitas listrik. Pertanyaan besarnya: akankah teknologi ini sampai ke pasar global di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI