Cambridge Analytica Bantah Tuduhan Facebook

Telset.id, Jakarta – Kasus penyalahgunaan data Facebook oleh Cambridge Analytica masih berbuntut panjang. Perusahaan analis politik asal Inggris tersebut kini mendapat tekanan hebat dari berbagai pihak, baik di dalam dan luar negeri, terutama dari AS.

Berbagai upaya dilakukan perusahaan ini untuk menghindar dari ancaman hukuman atau konsekuensi apapun yang muncul akibat perbuatannya.

Yang terbaru adalah memposting serangkaian “fakta” bantahan sejumlah tuduhan Facebook terhadap mereka. Pastinya, Cambridge Analytica ngotot tidak melakukan sesuatu yang ilegal.

“(GSR) secara sah memperoleh data tentang pengguna Facebook dan tidak secara ilegal atau tidak tepat meraup dan berbagi data. Kemudian memastikan hanya mengumpulkan data dengan persetujuan,” terang pihak Cambridge Analytica dalam postingannya, seperti dilansir Engadget.

Cambridge juga mengatakan bahwa mereka tidak menggunakan data GSR selama pemilihan presiden AS atau referendum Brexit Inggris. Di AS, Cambridge berkilah mengandalkan data dari RNC, registri pemilih, perantara data komersial dan data konsensus.

Sedangkan di Inggris, lanjut postingannya, Cambridge mengklain mensubkontrakkan pemasaran dan kerja perangkat lunak ke AggregateIQ. Tetapi tidak melakukan apa pun untuk situs web Leave atau Remain.

Perusahaan asal Inggris ini juga menekankan bahwa mereka adalah afiliasi dari SCL Elections, bukan perusahaan yang sama. Cambridge juga menolak pernyataan Christopher Wylie bahwa dia adalah seorang pengungkap fakta dan seorang pendiri Cambridge Analytica.

“Wylie adalah kontraktor SCL yang tidak memiliki pengetahuan baru tentang apa yang terjadi,” tukas pihak Cambridge di postingan itu.

Baca juga: Mengenal Cambridge Analytica dan Sepak Terjangnya

Pihak Cambridge kemudian menyatakan akan melakukan audit untuk menunjukkan bahwa mereka telah menghapus data pengguna. Selain itu, mereka menyatakan yang terdampak “hanya” 30 juta pengguna, tak sampai sekitar 87 juta orang seperti pernyataan Facebook.

Seperti diketahui, skandal Cambridge Analytica ini berawal dari aplikasi “thisisyourdigitallife”, yang tidak hanya mengumpulkan info pengguna dengan kedok penelitian akademis, tetapi jutaan teman yang bahkan tidak menyadari aplikasi itu ada.

Walaupun ada postingan bantahan, tapi yang memutuskan benar atau salah dalam kasus tersebut bukan Cambridge Analytica.

Dampaknya, Facebook kini harus berurusan dengan investigasi komisi perdagangan federal AS (FTC) karena berpotensi melanggar keputusan persetujuan. Tak hanya itu, raksasa jejaring sosial itu juga terancam menghadapi banyak tuntutan hukum lainnya.

Baca juga: Bos Facebook Siap “Disidang” Kongres soal Skandal Data

Keputusan mengenai nasib Cambridge Analytica dan Facebook kini berada di tangan politisi dan regulator yang sedang menyelidiki kasus skandal Cambridge Analytica. (WS/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI