Telset.id, Jakarta – Pesawat selalu dianggap menggunakan canggih terkini. Tapi tidak dengan pesawat Boeing 747s, yang ternyata masih pakai Floppy Disk untuk update software atau memperbarui perangkat lunak. Floppy Disk berukuran 3,5 inci di kokpit tersebut menyimpan database navigasi penting.
Sebelum ada CD dan DVD, banyak komputer mengandalkan Floppy Disk untuk menyimpan data. Anda akan berasumsi bahwa teknologi seperti itu akan mati, terutama melihat perkembangan sekarang.
Tak dimungkiri, saat ini era sudah hampir 100 persen beralih ke serba digital. Faktanya, masih saja ada perangkat yang membutuhkan teknologi lawas. Pesawat Boeing 747-400 termasuk yang mengadopsinya.
Seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Rabu (12/8/2020), para peneliti di Pen Test Partners berhasil mendapatkan akses ke pesawat British Airways 747. Mereka kemudian melihat bentuk fll avionik.
{Baca juga: Boeing Perbaiki Penyebab Jatuhnya Lion Air JT 610, Begini Detailnya}
Perangkat yang terletak di bawah dek penumpang itu mungkin belum banyak yang tahu. Di sanalah berbagai komponen pesawat ditempatkan. Para peneniliti menemukan Floppy Disk ukuran 3,5 inci di kokpit.
Floppy Disk tersebut menyimpan database navigasi penting yang harus diperbarui setiap 28 hari. Untuk memperbaruinya, seorang insinyur perlu mengunjungi pesawat itu dan membawa delapan Floppy Disk.
Meski mungkin terdengar sangat ketinggalan zaman, pesawat Boeing 747-400 bukanlah satu-satunya yang masih mengandalkan bentuk teknologi usang. Ada sistem pemanas yang pakai desktop 1980an.
Sebelumnya, pesawat Boeing 737 Max-8 menjadi sorotan, setelah terjadi dua insiden kecelakaan hanya dalam rentang waktu 6 bulan. Untuk itu, pihak Boeing akan merilis update software untuk seri terbaru dari seri Boeing 737 itu pada bulan depan.
Update software ini sebenarnya sudah dikembangkan setelah kecelakaan pesawat milik maskapai Lion Air JT 610 rute Jakarta ke Pangkal Pinang pada 29 Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang.
Boeing mengatakan bahwa pembaruan ini membawa perubahan untuk sistem kontrol penerbangan, manual pengoperasian, pelatihan kru, dan tampilan pilot.
Namun pembaruan yang dikembangkan Boeing belum selesai, insiden kecelakaan kembali terjadi menimpa maskapai Air Ethiopia ET 302 yang memakai Boeing 737 Max-8 pada Minggu (10/03/2019) di kawasan terbang negara Kenya.
Walaupun begitu, belum ada konfirmasi bahwa ada hubungan antara dua kecelakaan pesawat tersebut. Boeing sendiri akan mengeluarkan pembaruan perangkat lunak untuk semua iterasi pesawat Boeing 737 Max, termasuk operator pesawat di Amerika Serikat, seperti, American Airlines, Southwest Airlines, dan United Airlines.
Perlu diketahui bahwa pada kasus kecelakaan pesawat Lion Air JT610, pilot mengalami masalah dengan fitur baru yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).
Pilot tanpa sengaja mendorong hidung pesawat ke bawah dan menyebabkan ketinggian pesawat turun drastis. Pilot telah mencoba melawan kontrol tetapi tampaknya tidak dapat menyelamatkan pesawat.
{Baca juga: Boeing 737 Max-8 Segera Dapatkan Update Software}
Sekarang ada kekhawatiran bahwa hal serupa mungkin terjadi dengan kasus kecelakaan Air Ethiopia. Beberapa laporan menyatakan bahwa pilot juga tidak menyadari bahwa sistem MCAS ada di pesawat dan mereka belum dilatih tentang hal itu.
Boeing memang mengirimkan buletin darurat ke maskapai penerbangan setelah kecelakaan tahun lalu, dan memerintahkan maskapai penerbangan untuk melatih pilot mereka tentang cara mematikan sistem MCAS otomatis.
Mendapat banyak sorotan dari sisi keselamatan, Boeing mengklaim Boeing 737 Max adalah pesawat yang aman. Namun pernyataan itu masih belum cukup meyakinkan banyak pihak, karena banyak maskapai penerbangan yang mulai meragukannya. [SN/HBS]