Telset.id, Jakarta – Para peneliti dari University of Hawaii di Manoa, Amerika Serikat memprediksi bahwa kenaikan mata uang kripto, Bitcoin tingkatkan pemanasan global menjadi dua derajat Celcius hanya dalam dua dekade.
Mata uang kripto atau cryptocurrency memang telah muncul dalam beberapa tahun terakhir sebagai sarana baru untuk menyelesaikan transaksi keuangan.
Namun, para ahli khawatir tentang dampak lingkungan yang bisa ditimbulkan oleh Bitcoin, dan mata uang kripto lainnya.
Mereka menyatakan, perkembangan tren mata uang kripto akan meningkatkan emisi karbon, dan berdampak pada efek pemanasan global yang bertambah secara keseluruhan.
Prediksi ilmuwan soal pertumbuhan Bitcoin yang akan membahayakan iklim bumi, didapatkan setelah mereka membandingkan data tentang penggunaan 40 teknologi berbeda. Mereka mengumpulkan informasi terkait mesin pencuci piring, e-book hingga tenaga listrik dan internet.
Informasi yang didapatkan, digunakan untuk memperkirakan tingkat penyerapan mata uang kripto di tahun mendatang. Berdasarkan penilaian paling konservatif, ditemukan fakta bahwa emisi kumulatif dari bitcoin akan cukup untuk meningkatkan pemanasan global hingga dua derajat Celcius dalam 22 tahun.
“Saat ini, emisi transportasi, perumahan, dan makanan dianggap sebagai kontributor utama untuk perubahan iklim,” kata mahasiswa master dan rekan penulis makalah Katie Taladay, dilansir Telset.id dari Independent, Rabu (31/10/2018).
Untuk mengatasi meningkatnya pemanasan global gara-gara Bitcoin, para ilmuwan akan menganalisis efisiensi daya komputer yang digunakan dalam penambangan bitcoin, lokasi penambang di seluruh dunia, serta emisi CO2 dari listrik di negara-negara tersebut. (SN/FHP)