Telset.id, Jakarta – Seorang mantan pekerja Google yang bernama Ahmed Rashid mendapat perlakukan diskriminatif karena “berwajah arab”. Rashid yang bekerja sebagai kontraktor Google Maps membongkar kasus ini, karena merasa tidak mendapat perlindungan dari perusahaan.
Dilansir Telset.id dari The Verge pada Senin (26/1) Rashid bekerja sebagai kontraktor pihak ketiga yang bekerja mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan jangkauan sinyal wifi di dalam toko-toko individu di pusat perbelanjaan yang ditargetkan.
Nantinya mereka ingin melihat apakah pengguna Google Maps yang menggunakan sinyal Wifi lebih besar akurasinya dibanding GPS.
Rashid bersama timnya yang sedang berjalan di sekitar toko malah mendapat perlakuan diskriminatif saat melakukan pejerjaan mereka di lapangan.
Menurut Rashid, mereka dilarang oleh pihak toko untuk melakukan pekerjaannya karena tampang Rashid yang berperawakan Timur Tengah. Akhirnya dirinya tak bisa melakukan pengumpulan informasi di pertokoan negara Inggris, Perancis dan Italia.
Rashid sendiri merupakan warga negara Inggris yang memiliki darah Maroko. Mendapat perlakukan tersebut Rashid mengadu kepada pihak Google. Tetapi alih-alih mendapat perlindungan, dia malah diputus kontrak.
Rashid menceritakan, kejadian itu dialaminya saat mencoba meminta ID Card, dan bercerita tentang insiden diskriminasi yang dialaminya pada September 2017 lalu. Namun keluhannya tidak ditanggapi, dan malah memutuskan kontrak dengan Rashid.
Kepada The Guardian, Rashid mengatakan bahwa perusahaan telah gagal melindungi dia yang telah diperlakukan diskriminatif saat bekerja untuk Google Maps.
Yang terjadi malah Google menawarkan uang tutup mulut sebesar £ 4000 atau sekitar Rp 74,3 juta, dan melarang Rashid untuk membicarakan kasus ini ke pihak luar.
Namun permintaan itu ditolak Rashid, dan dia membeberkan kasusnya ini ketika aksi demo karyawan atau Google Walkout beberapa waktu lalu. Karyawan Google yang mengetahui kisah ini mengatakan Rashid mengalami diskriminasi yang cukup serius. Mereka berpendapat, perusahaan seharusnya mampu melakukan lebih banyak untuk membantunya.
Google sendiri sudah mengonfirmasi terkait kasus yang menimpa Rashid. Tetapi perusahaan hanya mengatakan bahwa semua karyawan dan kontraktor diberikan panduan yang jelas menguraikan detail proyek dan peran mereka dan mereka diinstruksikan untuk berterus terang bahwa mereka bekerja atas nama Google. [NM/HBS]