Telset.id, Jakarta – Para peneliti dari Wayne, perusahaan yang didirikan oleh tim teknik Universitas Cambridge baru saja mengembangkan teknologi berbasis neural network atau jaringan syaraf yang canggih untuk kendaraan otonom. Teknologi ini mampu mempelajarai cara mengendarai pengemudi dalam waktu 15 sampai 20 menit saja.
Dilansir dari The Next Web, Senin (09/07/2018), lewat teknologi ini, Wayne menjadi perusahaan pertama yang menciptakan sistem kendaraan otonom yang didasarkan pada teknologi pembelajaran berbasis neural network.
Sistem kendaraan otonom dari Wayne menggunakan teknologi neural network dengan empat layer convolutional. Melalui teknologi ini, sistem mampu melakukan semua pemrosesan pada GPU yang disematkan di dalam mobil.
Tak seperti konsep kendaraan otonom pada umumnya, sistem ini sama sekali tidak perlu terhubung ke cloud atau menggunakan layanan maps di dalamnya. Sehingga bisa dikatakan, Wayne sukses mengembangkan teknologi tahap awal untuk kendaraan otonom tingkat lima atau kendaraan otonom yang mampu beroperasi tanpa campur tangan manusia.
Baca Juga: Toyota Tunda Tes Mobil Otonom, Pasca Kecelakaan Maut Uber
“Bayangkan mengerahkan armada mobil otonom dengan algoritma mengemudi yang didasari dari 95% kualitas seorang pengemudi manusia,” jelas para peneliti Wayne.
“sistem semacam itu tidak akan goyah seperti model yang diinisialisasi secara acak dalam video demonstrasi kami, tetapi akan mampu menangani lampu lalu lintas, bundaran, persimpangan, dan lainnya,” sambung mereka.
Walaupun demikian, Wayne menyatakan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, sebelum teknologi buatan mereka dapat mengendarai kendaraan secara otomatis di kondisi apapun.
Baca Juga: Peneliti Ciptakan Komputer Mini Seukuran Butiran Pasir
Teknologi Wayne juga dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan lainnya yang sedang mengembangkan kendaraan otonom untuk memanfaatkan teknologi berbasis AI yang canggih dibandingkan menggunakan hardware bernilai ratusan sampai miliaran Rupiah.
“Setelah seharian mengemudi dan peningkatan langsung dari pengemudi soal keselamatan, mungkin sistem akan meningkat (kemampuannya) menjadi 96%. Setelah beberapa bulan, ini mungkin ‘super human’, karena mendapatkan manfaat dari feedback banyak pengemudi dengan taraf keselamatan yang berbeda,” tutur Wayne. (FHP)