JAKARTA – Jomplangnya tingkat pendapatan dan fasilitas yang diberikan bagi karyawan tetap dengan karyawan kontrak di Amerika Serikat (AS), khususnya di Silicon Valley telah lama menjadi sorotan. Facebook belum lama ini membuat kebijakan baru terkait karyawan kontraknya.
Seperti yang sudah Anda ketahui, Silicon Valley dikenal sebagai kawasan perkantoran super mewah dan area inovasi hi-tech di AS, karena Silicon Valley menjadi markas bagi sejumlah perusahaan teknologi raksasa dunia. Sebut saja Google, Apple, Microsoft, eBay, Hewlett-Packard, Intel, Yahoo, Facebook, dll.
Betapa tingginya pendapatan para eksekutif di Silicon Valley menjadi sorotan di AS, karena ternyata pendapatan karyawan kontrak di perusahaan-perusahaan besar yang ada di Silicon Valley sangat memprihatinkan.
Facebook sebagai salah satu “warga” Silicon Valley, sepertinya mulai terusik dengan berbagai kritikan atas nasib karyawan kontrak atau outsourcing. Raksasa jejaring sosial ini baru saja mengumumkan kebijakan barunya terkait karyawan kontrak di perusahaannya.
Seperti dilansir The Verge, Sabtu (15/5/2015), Facebook mengumumkan bahwa seluruh perusahaan kontraktor layanan karyawan kontrak yang menjadi rekanan mereka akan mendapatkan sejumlah tunjangan penting, seperti jatah cuti (dengan gaji penuh) selama 15 hari, bantuan keuangan untuk karyawan yang melahirkan, termasuk upah minimum sebesar USD 15 per jam.
Kebijakan baru ini berlaku untuk seluruh karyawan kontrak yang dipekerjakan di Facebook lewat perusahaan penyedia tenaga kerja, dengan syarat perusahaan tersebut berbasis di Amerika Serikat dan memiliki setidaknya 25 karyawan yang bekerja di Facebook.
Pihak Facebook menegaskan bahwa jika perusahaan outsourcing (penyedia tenaga kerja) tidak mematuhi aturan-aturan ini, Facebook tidak akan mau menjalin kerjasama dengan mereka. Perubahan tersebut sudah berlaku untuk karyawan kontrak di kantor Facebook di Menlo Park.
“Kami akan coba menerapkan program ini dengan cakupan yang lebih luas dari vendor rekanan kami dalam tahun ini,” tulis Sheryl Sandberg, chief operating officer Facebook, dalam sebuah postingan di blognya.
Meskipun standar baru ini tidak mencakup semua orang yang bekerja dengan Facebook, tetapi kebijakan ini dipandang sebagai sebuah tahapan penting dari masalah ketimpangan pendapatan antara pegawai tetap dengan karyawan kontrak di AS, terutama di Silicon Valley.
Kebijakan baru