Telset.id, Jakarta – Bencana alam yang diakibatkan perubahan iklim dinilai mampu membawa keuntungan kepada perusahaan sekelas Apple.
Dalam laporan kepada CPD, sebuah organisasi nirlaba yang memaparkan soal dampak lingkungan bagi perusahaan teknologi, Apple merinci risiko dan peluang akibat bencana alam akibat perubahan iklim terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan.
Menurut perusahaan tersebut, perubahan iklim memberi manfaat finansial bagi mereka sebesar USD 920 juta atau setara Rp 12,9 triliun.
Mereka yakin, bisnis iPhone akan mendapat manfaat dari peningkatan cuaca buruk yang terjadi belakangan ini. Bagaimana bisa?
{Baca juga: Bitcoin Bisa Tingkatkan Pemanasan Global, Kok Bisa?}
Perusahaan asal Cupertino, Amerika Serikat ini mengatakan bahwa smartphone menjadi hal penting untuk berkomunikasi dalam situasi darurat dan semi darurat. Sebagai contoh, smartphone dapat berfungsi sebagai senter, sirene, radio, sampai memberikan instruksi pertolongan pertama.
Menurut Independent, seperti dikutip Telset.id pada Selasa (29/01/2019), baterai smartphone juga dapat bertahan beberapa hari dan dapat diisi ulang melalui aki mobil. Juga, fitur SOS yang tersedia di iPhone dan Apple Watch yang berguna di keadaan darurat.
Sekadar informasi, selama beberapa tahun terakhir, iPhone dan Apple Watch punya kemampuan menerima peringatan darurat secara nirkabel. Sebut saja peringatan dari National Weather Service dan penegakan hukum setempat.
{Baca juga: iPhone dan Apple Watch Bakal Bisa Deteksi Gas Beracun}
Perusahaan ini mengatakan, bencana alam seperti Badai Katrina dan Badai Sandy telah membuktikan pentingnya teknologi dalam komunikasi darurat. Meski begitu, mereka juga melihat adanya potensi kerugian dari bencana iklim.
Apple memperkirakan, besaran kerugian tersebut sekitar USD 300 juta atau Rp 4,2 triliun yang disebabkan oleh tekanan infrastruktur untuk memproduksi dan menjual produk. Akan tetapi, potensi kerugian tersebut kurang dari sepertiga potensi keuntungan Apple. (BA/FHP)
