Telset.id, Jakarta – Materi gelap, benda misterius tak terlihat yang membentuk sebagian besar massa galaksi termasuk Bima Sakti, kembali membingungkan para astronom. Apa yang mereka lihat bertentangan dengan pemahaman saat ini.
Penelitian minggu lalu tersebut mengungkap perbedaan tak terduga antara pengamatan konsentrasi materi gelap di tiga gugus galaksi masif yang mencakup triliunan bintang dan simulasi komputer teoretis tentang cara pendistribusiannya.
{Baca juga: Ilmuwan Deteksi Sinyal Misterius dari Galaksi Bima Sakti}
“Entah ada unsur yang hilang dalam simulasi atau kami telah membuat asumsi yang salah mendasar tentang sifat materi gelap,” kata astrofisikawan Universitas Yale, Priyamvada Natarajan, penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Science.
Materi gelap adalah “lem” tak terlihat yang menyatukan bintang-bintang di dalam galaksi. Materi gelap menciptakan perancah tak terlihat yang memungkinkan galaksi membentuk kelompok, tetapi memiliki sifat yang terpantau sangat aneh.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Rabu (16/9/2020), sebagian besar materi di alam semesta, sekitar 96 persen dianggap materi gelap. Materi biasa yang terlihat membentuk bintang, planet, dan manusia hanya sisanya.
Kehadiran materi gelap hanya diketahui melalui tarikan gravitasi di materi yang terlihat di luar angkasa. Berbeda halnya dengan energi gelap yang tak terlihat, yang dianggap sebagai properti ruang dan mendorong ekspansi alam semesta.
{Baca juga: Astronom Deteksi Ledakan Terbesar Lubang Hitam Misterius}
Studi baru tersebut elibatkan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Very Large Telescope dari Observatorium Selatan Eropa di Chili. Pengamatan baru menunjukkan bahwa efek lensa gravitasi galaksi lebih kuat daripada teori. [SN/HBS]