Telset.id, Jakarta – Badan antariksa Jepang, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), telah meluncurkan roket Hayabusa-2 ke asteroid besar bernama Ryugu pada 2014. Roket tersebut berhasil mendarat di permukaan asteroid berlian Ryugu, setelah menempuh perjalanan selama empat tahun.
Ryugu merupakan asteroid besar yang dekat dengan orbit Bumi, dan sering mendapat julukan sebagai asteroid berlian, karena bentuknya yang mirip berlian.
{Baca juga: Gawat! NASA Prediksi Asteroid Ini Tabrak Bumi 58 Tahun Lagi}
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Senin (18/5/2020), roket antariksa tersebut mengambil sampel bahan asteroid berlian Ryugu, dan kini membawanya pulang untuk dipelajari lebih lanjut.
Aspek pengumpulan sampel misi tentu merupakan hal yang penting. Namun, roket Hayabusa-2 juga mengambil beberapa foto permukaan Ryugu yang cukup luar biasa saat berada di orbit dan selama upaya mendarat.
Dengan memeriksa foto-foto, para ilmuwan berharap mampu mengungkap rahasia asteroid. Dalam studi baru, para peneliti menggambarkan tentang sejarah Ryugu berdasarkan gambar Hayabusa-2 yang dikirim ke Bumi.
Mereka percaya bahwa asteroid memiliki setidaknya satu hubungan dekat dengan Matahari. Namun, mereka tidak dapat memastikan kapan itu terjadi. Mereka menyimpulkan berdasarkan pewarnaan puing-puing batu.
Foto-foto yang diabadikan berguna bagi para ilmuwan JAXA ketika menjelajahi permukaan batu untuk lokasi pengumpulan sampel potensial. Ternyata ada debu yang menutupi asteroid, yang menjelaskan perbedaan warna.
Foto yang dipotret Hayabusa-2 itu memperlihatkan dengan sangat detail bentuk dan warna permukaan asteroid. Selama ini, foto yang memperlihatkan asteroid Ryugu hanya dalam skala hitam-putih.
{Baca juga: Asteroid Seukuran Paus Biru Lintasi Bumi, Bahayakah?}
Untuk mengumpulkan sampel dan memoto dalam warna asli, Hayabusa-2 harus lebih dulu menyingkirkan debu yang menutupi asteroid. Ternyata, batu-batuan di astreroid Ryugu memiliki warna merah dan biru.
Para peneliti percaya bahwa Hayabusa-2 mendapatkan campuran dari kedua jenis material permukaan. Para ilmuwan berjanji dapat mempelajarinya secara lebih rinci untuk mencapai kesimpulan yang baru.
“Permukaan Ryugu terdiri dari dua jenis material yang berbeda. Yang satu sedikit lebih merah, sedangkan yang lain sedikit lebih biru. Namun, penyebab variasi warna ini masih belum diketahui,” kata Dr. Tomokatsu Morota, peneliti asteroid, yang dikutip jurnal Science.
Rencananya, Hayabusa-2 akan kembali ke Bumi bersama sampel asteroid Ryugu pada akhir tahun ini. Sebuah kapsul berisi sampel asteroid akan dilepaskan dari badan roket untuk memasuki atmosfer Bumi. Setelah itu, kapsul akan membentangkan parasut dan mendarat di lokasi yang telah disiapkan.
Sebagai informasi, Ryugu teridentifikasi sebagai asteroid berbatu yang mengorbit berdekatan dengan Bumi dan Mars. Setelah beberapa tahun jauh dari Bumi, kini asteroid berlian itu semakin mendekat ke Bumi.
{Baca juga: Ngeri! Asteroid Raksasa akan Tabrak Bumi, Apa Dampaknya?}
Diperkirakan pada akhir tahun 2020 nanti, Ryugu akan memancarkan sinar yang sangat terang di langit dan bisa terlihat dari Bumi. Kemunculan Ryuga terakhir kali terjadi pada 21 tahun yang lalu, atau pada tahun 1999 silam. [SN/HBS]