Telset.id, Jakarta – Amerika Serikat (AS) dan China tidak sepakat soal siapa yang akan mengendalikan TikTok pasca akuisisi oleh Oracle. ByteDance bersikeras tetap ingin mengendalikan TikTok.
ByteDance mengatakan, TikTok Global, perusahaan baru yang berbasis di AS, adalah anak perusahaannya yang dimiliki 100 persen. Saham akan turun menjadi 80 persen setelah pembiayaan sebelum go public.
Menurut sumber anonim, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Rabu (23/9/2020), perusahaan AS sebenarnya akan mengontrol 53 persen ekuitas di TikTok Global. Sementara sisanya milik ByteDance.
Saham itu akan mencakup gabungan 20 persen saham Oracle dan Walmart. Sisanya akan dipegang oleh investor AS yang sudah memiliki sebagian ByteDance, seperti perusahaan pembelian General Atlantic.
{Baca juga: 20 September, Trump Blokir TikTok dan WeChat di AS}
Desakan ByteDance masih memiliki kekuasaan atas TikTok tampaknya dirancang untuk membantu membuat penjualan lebih mudah bagi Beijing. “Mereka adalah entitas China,” beber sumber anonim tersebut.
Di kubu China, 36 persen lain saham akan dimiliki oleh investor yang sudah ada di ByteDance, termasuk pendiri Zhang Yiming. Yiming kemungkinan bakal menguasai 20 persen saham milik perusahaan.
Kemudian, 11 persen sahan tersisa akan dimiliki oleh investor internasional non-China yang juga memiliki saham di ByteDance. Namun demikian, sampai kini sengkarut soal TikTok Global masih bergulir.
Trump Ingin Kuasai TikTok Pasca Akuisisi
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan menyetujui akuisisi TikTok ke Oracle Corp dan Walmart Inc jika China tetap pegang kendali.
“Jika Oracle dan Walmart tidak memiliki kendali penuh, kami tidak akan menyetujui kesepakatan itu. Kami akan mengawasinya secara sangat cermat,” katanya.
Trump sebelumnya mendengar bahwa Oracle sangat dekat dengan kesepakatan untuk mengakuisi operasional TikTok dari ByteDance. Namun ternyata, kemitraan tersebut tidak termasuk kode sumber TikTok.
{Baca juga: Ingin Kuasai TikTok Sepenuhnya, Trump Minta China Menyingkir}
Dengan kata lain, Oracle tidak akan mendapatkan teknologi utama TikTok dari Byte Dance. Sialnya, Oracle hanya akan mendapatkan karyawan tambahan berkat pembelian TikTok, tidak dengan teknologi utamanya.
TikTok kemudian mengeluhkan kebijakan pemblokiran aplikasi oleh Trump dkk yang berlaku Minggu (20/9/2020). TikTok dan perusahaan induk ByteDance mengklaim telah menjadi sasaran karena alasan politik.
Menurut laporan New York Post, TikTok dan ByteDance mengajukan keluhan ke pengadilan federal Washington. Keluhan mereka menyertakan sejumlah alasan. (SN/MF)
Simak Video Terbaru “REALME 7i UNBOXING: GEDE SEMUA.. !!”