Telset.id, Jakarta – Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya mengumumkan rencana pengiriman sembilan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kabar itu menggembirakan mengingat rencana tersebut tertunda selama hampir tujuh tahun.
Menurut laporan TechCrunch, dikutip Minggu (5/8/2018), kali terakhir NASA mengirim astronot untuk menjelajah antariksa dilakukan pada 2011 lalu.
Kabarnya, setelah pengiriman sembilan astronot itu, NASA nantinya akan menyerahkan program perjalanan luar angkasa ke tangan swasta.
Sembilan astronot yang akan dikirim oleh NASA ke ISS adalah Victor Glover, Mike Hopkins, Bob Behnken, Doug Hurley, Nicole Aunapu Mann, Chris Ferguson, Eric Boe, Josh Cassada, dan Suni Williams. Bob Behnken dan Doug Hurley merupakan astronot veteran yang sebelumnya turut andil dalam misi NASA.
Baca juga: NASA akan Kirim Pesawat di Jarak Terdekat dengan Matahari
Nantinya, mereka ke ISS menaiki pesawat luar angkasa Crew Dragon milik SpaceX dan pesawat CST-100 Starliner besutan Boeing. Rencananya, penerbangan pertama akan dimulai tahun depan atau tepatnya April 2019.
“Penelitian luar angkasa telah mengubah cara hidup orang Amerika Serikat,” kata karayawan NASA, Jim Bridenstine, di Pusat Antariksa Johnson di Houston, Amerika Serikat.
Baca juga: Jadi Sejarah, NASA Sukses Luncurkan Roket InSight ke Mars
Kabar pengiriman sembilan astronot oleh NASA ke ISS cukup mengejutkan. Sebab, beberapa hari kemarin, Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan rencana penghentian distribusi anggaran untuk ISS pada 2024. Namun, NASA memohon kepada pemerintah untuk mengurungkan rencana itu.
NASA beralasan, sampai sekarang masih banyak proyek dan riset yang harus dikerjakan di ISS. Selasa (31/7/2018) lalu, NASA merilis sebuah laporan yang menyatakan ada banyak penelitian di ISS yang belum bisa selesai hingga 2025.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Pesawat NASA Terbang Tanpa Pilot
Informasi menyebut, pemerintah Amerika Serikat akan menyetop pendanaan untuk ISS karena ingin memprioritaskan misi penjelajahan NASA ke Mars. Namun, NASA justru tak yakin dengan proyek tersebut.
Sumber: TechCrunch