Telset.id, Jakarta – Perusahaan asal Cupertino, Apple dikabarkan tengah melakukan penyelidikan terkait laporan adanya eksploitasi pekerja ilegal di pabrik Apple Watch di Taiwan. Hal ini dilakukan demi menjaga reputasi perusahaan sebagai perusahaan yang ramah terhadap pekerja.
Dilansir Telset.id dari Ubergizmo pada Selasa (30/10), kasus ini bermula dari laporan kelompok hak pekerja yang berbasis di Hongkong, bernama Students and Scholars Against Corporate Misbehavior (SACOM). Kelompok ini menyatakan bahwa Quanta, selaku pemasok arloji Apple telah menggunakan tenaga kerja ilegal, yakni di bawah umur dalam proses perakitan Apple Watch.
Laporan itu mengklaim bahwa siswa yang dipekerjakan disini adalah siswa magang, tetapi jam kerja mereka dinilai melampaui batas, lantaran harus bekerja selama 6 hari dalam seminggu dengan sistem shift hingga 12 jam.
Apple pun menanggapi laporan tersebut. Mereka berjanji akan menyelidiki pabrik tersebut dan jika memang terbukti benar maka tidak ada ampun bagi Quanta. Apple akan memberikan sanksi kepada pemasok tersebut.
“Kami dengan segera menyelidiki laporan bahwa siswa magang yang ditambahkan pada bulan September bekerja lembur dan shift malam. Kami tidak memiliki toleransi sama sekali terhadap kegagalan untuk mematuhi standar kami dan kami memastikan tindakan cepat dan pemulihan yang tepat jika kami menemukan pelanggaran,” tulis pihak Apple.
Sebelumnya, SACOM telah melaporkan adanya eksploitasi pekerja di bulan September 2015. Ketika itu kelompok ini menuduh salah satu pemasok smartphone raksasa China mengeksploitasi pekerja pabrik.
Mereka mengatakan bahwa Lens Technology, yang membuat layar sentuh perangkat, sering memaksa pekerjanya untuk lembur, memotong upah mereka dan mempertaruhkan kesehatannya. Ini terbukti setelah penyelidikan berbulan-bulan pada tiga pabriknya.
Pendiri perusahaan sendiri, Zhou Qunfei, mengawali karirnya sebagai pekerja pabrik, sebelum akhirnya menjadi salah satu wanita terkaya di China setelah Lens Technology debut di bursa Shenzhen pada bulan Maret lalu.
Mengingat iPhone 6s mulai dijual di pasar termasuk Hong Kong, Jepang dan China daratan pada Jumat ini, SACOM menyerukan Apple untuk “segera mengambil langkah untuk memperbaiki eksploitasi dalam rantai pasokannya.” Demikian dilansir dari Industryweek, Selasa, (29/9).
Apple sendiri juga sempat mendapat kritik terkait keselamatan pekerja oleh organisasi kemanusiaan, SumOfUs. Mereka mengeluarkan sebuah petisi kepada Apple yang berisi agar produsen iPhone itu lebih memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan karyawannya di China.
Dalam petisi itu, Apple dituntut agar pembuatan iPhone 5 dilakukan dengan lebih memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan karyawannya, terutama di China. [NM/IF]