Telset.id, Jakarta – Apple ternyata menggunakan server Google Cloud untuk layanan iCloud. Rahasia itu terungkap berdasarkan catatan terbaru untuk iOS Security Update, akhir bulan lalu.
Sebelum numpang di Google Cloud, dilansir The Verge, Apple menggunakan layanan S3 dari Amazon Web Services serta Microsoft Azure. Azure kemudian berganti menjadi Google Cloud.
Meskipun menggunakan layanan Google Cloud, Apple menjamin tidak ada data pengguna yang bakal disalahgunakan oleh Google. Menurut Apple, setiap data pengguna dienkripsi dalam teknologi AES–128 dan SHA–256 yang digunakan oleh iCloud.
Dokumen tersebut lantas disimpan oleh Apple di akun iCloud setiap pengguna. Semua data diamankan sesuai standar penyimpanan data tingkat tinggi. Apple memastikan data-data tersebut tak akan pernah bocor.
Di China, pihak berwenang memaksa Apple untuk menyimpan data akun iCloud pengguna setempat di pusat data lokal mulai 28 Februari 2018.
Selain data akun iCloud, Apple juga akan menyimpan kunci cryptography yang dibutuhkan untuk membuka enkripsi akun.Sebelumnya, akun dan kunci iCloud disimpan di Amerika Serikat.
Nah, ketika nanti akun dan kunci tersimpan di China, pemerintah dan penegak hukum setempat bakal bisa mengakses akun-akun iCloud pengguna.
[Baca juga: Ini Penyebab iCloud Selalu “Verify” Identitas Pengguna]
Para pemilik akun iCloud di China pun diminta untuk berhati-hati. Sebab, dengan cara itu, pemerintah dan regulator bisa menuntut jika menemukan hal-hal mencurigakan. Bahkan, mereka bisa bertindak tanpa melalui pengadilan. [SN/HBS]