Telset.id – Bayangkan menjalankan aplikasi desktop Linux langsung dari smartphone Anda. Kini, dengan Android 16 Beta 4, Google menghilangkan batasan penyimpanan untuk Linux Terminal di Pixel, membuka pintu bagi pengguna yang ingin menjelajahi dunia komputasi yang lebih luas.
Fitur Linux Terminal, yang diperkenalkan dalam pembaruan Maret 2025, memungkinkan pengguna Pixel menjalankan mesin virtual Debian lengkap di perangkat mereka. Namun, sebelumnya, fitur ini dibatasi hanya 16GB penyimpanan—sebuah hambatan serius bagi mereka yang ingin menginstal aplikasi atau menyimpan file besar. Kini, Google telah mendengarkan keluhan pengguna.
Revolusi Penyimpanan di Linux Terminal
Dalam Android 16 Beta 4, slider pengatur ukuran disk di Linux Terminal tidak lagi dibatasi. Pengguna kini dapat mengalokasikan hampir seluruh ruang penyimpanan yang tersedia di perangkat mereka untuk mesin virtual Linux, dengan sistem secara otomatis menyisakan 1GB untuk memastikan operasi normal perangkat.
Dalam pengujian yang dilakukan oleh Mishaal Rahman dari Android Authority, disk Linux Terminal berhasil diubah menjadi 42,3GB di Pixel 9 Pro. Proses ini hanya memakan waktu beberapa detik, dan setelah me-restart mesin virtual, ruang tambahan langsung dapat digunakan. Menurut pengaturan penyimpanan Android, total penggunaan ruang oleh Linux Terminal (termasuk aplikasi dasar dan disk VM) mencapai sekitar 45,52GB.
Masa Depan: Penyimpanan Dinamis Tanpa Batas
Google tidak berhenti di sini. Perusahaan berencana menghapus slider pengatur ukuran disk sepenuhnya di masa depan, menggantinya dengan teknologi storage ballooning. Fitur canggih ini akan memungkinkan sistem secara dinamis menyesuaikan ruang penyimpanan yang tersedia untuk VM Debian—mengembang saat ada ruang kosong dan mengempis ketika sistem host membutuhkan ruang.
Pendekatan ini menawarkan dua keuntungan utama: pengguna tidak perlu menentukan ukuran penyimpanan di awal, dan sistem host terlindungi dari kehabisan ruang penyimpanan karena VM akan secara otomatis mengurangi penggunaan saat diperlukan.
Lebih dari Sekadar Terminal
Meskipun Linux Terminal saat ini masih memiliki keterbatasan—seperti tidak adanya dukungan untuk antarmuka grafis atau audio—Google jelas serius dalam pengembangannya. Fitur ini bukan sekadar eksperimen, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Google untuk menyatukan Chrome OS dan Android.
Yang menarik, Google menegaskan bahwa tujuan utama Linux Terminal adalah memungkinkan aplikasi Linux berjalan berdampingan dengan aplikasi Android, bukan menggantikan mode desktop bawaan Android. Namun, dengan perkembangan saat ini, tidak sulit membayangkan masa depan di mana Pixel bisa menjadi pengganti laptop untuk banyak pengguna.
Dengan penghapusan batasan penyimpanan ini, Google memberikan kebebasan lebih kepada pengguna untuk mengeksplorasi potensi penuh perangkat Pixel mereka. Pertanyaan sekarang adalah: seberapa jauh pengguna akan membawa kemampuan baru ini? Mungkin kita akan segera melihat pengembang membuat aplikasi hybrid Android-Linux, atau profesional kreatif menggunakan Pixel mereka untuk tugas-tugas yang sebelumnya memerlukan komputer desktop.
Bagaimana pendapat Anda tentang fitur Linux Terminal yang semakin powerful ini? Apakah Anda akan memanfaatkannya untuk pekerjaan atau eksperimen pribadi? Ceritakan pengalaman Anda di kolom komentar!