Telset.id, Jakarta – Amerika Serikat (AS) dan China mendekati kesepakatan perdagangan baru, yang mungkin mengakhiri perang dagang kedua negara dan memperkuat posisi perusahaan asal AS. Terbukti, kesepakatan tersebut langsung membuat saham Apple mencapai nilai tertinggi sepanjang masa.
Saham Apple menyentuh USD 237,64 atau sekitar Rp 3,35 juta per lembar. Nilai saham Apple menguat 2,8 persen.
Berkat penguatan tersebut, nilai atau valuasi Apple menjadi USD 1,07 triliun atau sekira Rp 1.512 triliun. Investor melihat bahwa kesepakatan baru Amerika dan China akan membawa dampak positif bagi Apple.
{Baca juga: Dikritik Koran Komunis China, Ini Respons Bos Apple}
Seperti dikutip Telset.id dari phoneArena, Minggu (13/10/2019), penandatanganan kesepakatan baru kedua negara bisa mengarah kepada penurunan atau penghapusan tarif untuk produk Apple rakitan China yang dikirim ke Negeri Paman Sam.
Dampak positif lain, penandatanganan kesepakatan baru akan membuat konsumen di China lebih reseptif untuk membeli iPhone. Maklum, sejak terjadi perang dagang, beberapa konsumen asal China memalingkan muka untuk produk Apple.
Sebaliknya, mereka mulai beralih ke produk lokal, khususnya Huawei. Asal tahu saja, Huawei terkena embargo, tidak boleh membeli komponen dari perusahaan-perusahaan AS. Akibat kebijakan itu, Huawei tak bisa memakai Android buatan Google.
{Baca juga: Bisnis Sampingan Huawei, dari Hotel Sampai Kebun Anggur}
Di lain sisi, Apple mendesain produk di negara-negara bagian, tetapi bergantung kepada produsen asal China seperti Foxconn, Pegatron, dan Wriston. Dengan suhu perang dingin AS dan China yang memanas, Apple merasa sangat kelimpungan.
Reuters melaporkan bahwa AS dan China telah menyetujui kerangka kerja pakta perdagangan. Perjanjian tersebut akan mencegah AS menaikkan tarif impor China sebesar lima persen, dari 25 persen untuk beberapa produk menjadi 30 persen. (SN/FHP)
Sumber: phoneArena