Telset.id, Jakarta – Grup Uber Advanced Technologies (ATG) akhirnya mengumumkan bahwa mereka sedang menutup program truk otonomnya. Program itu dimulai dua tahun lalu, setelah Uber membeli pengembang truk otonom alias self-driving Otto senilai US$ 680 juta atau mencapai Rp 9,8 triliun.
Kendati menghentikan program itu, perusahaan ride hailing itu ternyata masih tetap berkomitmen untuk terus mengembangkan platform mobil otonomnya, yang baru-baru ini menewaskan seorang pejalan kaki.
Perusahaan asal Amerika Serikat ini juga tidak menyetop program Uber Freight, layanan terpisah yang membantu menghubungkan perusahaan pengiriman dengan pengemudi.
“Kami telah memutuskan untuk menghentikan pengembangan pada program truk self-driving dan menggerakkan program mobil otonom secara eksklusif. Kami baru-baru ini mengambil langkah penting untuk kembali ke jalan umum di Pittsburgh dan ketika kami melihat untuk melanjutkan momentum itu, kami percaya memiliki seluruh energi dan keahlian tim untuk fokus pada upaya ini adalah jalan terbaik ke depan,” ujar Kepala Grup Advanced Technologies Uber Eric Meyhofer , Selasa (31/7/2018).
Pada Maret lalu, Uber bekerja keras untuk mengembangkan teknologi truk otonom di Kawasan Arizona, di mana kendaraan jenis ini membukukan ribuan pengiriman selama beberapa bulan.
Dalam e–mail internal dari Meyhofer yang aslinya diperoleh oleh TechCrunch, dia menyatakan bahwa karyawan yang terkena dampak keputusan ini akan dialihkan ke proyek otonom terkait, seperti upaya ATG untuk membangun paket LiDAR internal.
Jika tidak, mereka akan memiliki opsi untuk pindah ke markas perusahaan di Pittsburg atau menerima paket PHK.
Sebelumnya Uber dikabarkan memecat 100 operator mobil otonom di Pittsburgh, Amerika Serikat (AS). Kebijakan tersebut sesuai rencana Uber untuk merampingkan tim mobil otonom pascakecelakaan fatal pada Maret 2018 lalu.
Seusai melakukan pemecatan, Uber membuka lowongan 55 mission specialist untuk menggantikan 100 operator yang didepak. Uber tampaknya masih ingin menguji mobil otonom miliknya di jalan umum meski dengan jumlah lebih sedikit.
Nantinya, para pengendara baru akan dilatih untuk menguji mobil otonom, baik di lintasan khusus ataupun jalan biasa. Mereka digadang bisa memberi masukan yang lebih banyak daripada operator mobil otonom sebelumnya. [WS/HBS]
Sumber: Engadget