Telset.id – Bayangkan jika robot-robot cerdas bisa bekerja sama dengan ilmuwan untuk menjalankan eksperimen ilmiah secara mandiri. Itulah yang sedang diwujudkan oleh para peneliti di National Synchrotron Light Source II (NSLS-II), fasilitas penelitian milik Departemen Energi AS di Brookhaven National Laboratory.
Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), tim ilmuwan ini melatih robot-robot kolaboratif untuk beradaptasi dengan berbagai jenis eksperimen—mulai dari penelitian baterai hingga material kuantum. Robot-robot ini tidak hanya mengikuti perintah yang sudah diprogram, tetapi juga belajar dari data real-time, layaknya seorang peneliti manusia.
Mengubah Paradigma Eksperimen Sains
NSLS-II saat ini mengoperasikan 29 beamline (jalur sinar) dengan tiga lagi dalam tahap konstruksi. Setiap beamline memiliki kompleksitas eksperimen yang berbeda, mulai dari kristalografi makromolekul hingga analisis material baterai. Tantangannya adalah menciptakan sistem otomatisasi yang fleksibel, mampu menyesuaikan diri dengan berbagai jenis eksperimen tanpa perlu pemrograman ulang.
Phillip Maffettone, ilmuwan komputasi di NSLS-II, menjelaskan bahwa pendekatan ini bukan sekadar mempercepat eksperimen yang ada, melainkan juga membuka pintu bagi generasi baru beamline yang lebih modular dan terintegrasi dengan AI. “Kami merancang sistem yang dinamis, bisa beradaptasi dengan kebutuhan pengguna,” ujarnya.
Baca Juga:
Uji Coba Sukses: 195 Sampel Tanpa Kesalahan
Tim peneliti telah berhasil menguji prototipe sistem robotik ini di Pair Distribution Function (PDF) beamline. Robot Universal UR3e yang dilengkapi dengan gripper Robotiq Hand-E dan kamera pendeteksi objek berhasil menjalankan eksperimen selama delapan jam tanpa kesalahan. Robot ini mampu memindai dan memproses 195 sampel secara berurutan, termasuk mengidentifikasi posisi sampel yang ditempatkan secara acak.
“Pengguna sering bercanda bahwa mereka ingin ada robot yang bisa menggantikan mereka dalam mengganti sampel,” kata Daniel Olds, ilmuwan beamline di NSLS-II. “Kini, kami sedang mewujudkannya.”
Masa Depan: Robot yang Bekerja Sama dengan Ilmuwan
Ke depan, tim berencana mengembangkan sistem yang lebih canggih, termasuk kemampuan robot untuk mengganti alat (seperti gripper) sesuai kebutuhan eksperimen. Mereka juga mengeksplorasi penggunaan multi-agent robotics untuk eksperimen yang lebih kompleks.
Stuart Campbell, kepala ilmuwan data di NSLS-II, menambahkan bahwa integrasi robotik ini tidak hanya akan mempercepat penelitian di satu fasilitas, tetapi juga memungkinkan kolaborasi lintas laboratorium nasional. “Suatu hari, kita bisa menggunakan robot untuk menjalankan eksperimen multimoda di berbagai fasilitas penelitian secara bersamaan,” ujarnya.
Dengan perkembangan ini, masa depan penelitian sains semakin dekat dengan visi di mana manusia dan robot bekerja sama untuk mencapai terobosan ilmiah yang lebih cepat dan efisien.