Telset.id – Jika Anda mengira drone hanya untuk pengiriman paket atau fotografi udara, bersiaplah terkejut. Dunia militer sedang mengalami revolusi besar-besaran berkat kecerdasan buatan (AI) dan teknologi otonomi. Bill Irby, CEO AgEagle Aerial Systems, dalam wawancara eksklusif mengungkap bagaimana lanskap peperangan modern akan berubah drastis dalam dekade mendatang.
“Autonomy dulu hanya jadi buzzword, sekarang semua tentang AI dalam drone,” tegas Irby. Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Sistem drone modern seperti yang dikembangkan AgEagle telah berevolusi dari sekadar alat pengintai menjadi sistem tempur cerdas yang bisa mengambil keputusan mandiri di medan perang.
Dari Militer ke Sipil: Revolusi Drone yang Tak Terbendung
Meski awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, teknologi drone kini merambah sektor sipil dengan kecepatan luar biasa. “Industri komersial sekarang justru memimpin inovasi,” ungkap Irby. Fakta ini terlihat dari maraknya penggunaan drone untuk survei lahan, pemantauan infrastruktur, hingga respons bencana.
Namun, perkembangan pesat ini tidak lepas dari tantangan. Isu privasi menjadi ganjalan serius, terutama ketika drone mulai terbang di atas pemukiman warga. “Ya, banyak yang merasa terganggu. Ini memang menjadi masalah,” akui Irby.
Baca Juga:
EB Vision: Drone Militer Generasi Baru
AgEagle tak main-main dalam pengembangan drone militer. EB Vision, drone terbaru mereka, dirancang khusus untuk operasi siluman dengan kemampuan visi rendah, suara minimal, dan komunikasi terenkripsi. “Ini bukan drone biasa. Sensor yang bisa ditarik dan dilindungi membuatnya ideal untuk misi intelijen,” jelas Irby.
Teknologi ini semakin relevan melihat perkembangan geopolitik global, termasuk persaingan teknologi antara AS dan China. Seperti dilaporkan sebelumnya, China menggunakan tanah jarang sebagai senjata perang dagang, yang berdampak pada industri pertahanan.
Masa Depan: Drone Swarm dan Kota Cerdas
Salah satu perkembangan paling menarik adalah teknologi drone swarm (kawanan drone). “Sekarang drone kami bisa melacak target secara otonom. Langkah berikutnya? Kecerdasan swarm,” ujar Irby penuh antusias.
Di sisi sipil, integrasi drone dengan smart city mulai terlihat. “Anda akan melihat drone yang bisa lepas landas otomatis dari atap gedung, mendarat sendiri, dan terintegrasi penuh dengan kota cerdas,” prediksi Irby. Namun, tantangan besar muncul dalam pengaturan lalu lintas udara yang semakin padat.
Perkembangan ini sejalan dengan tren global, termasuk inisiatif pengembangan drone bertenaga AI untuk keperluan militer yang dilakukan berbagai negara.
Meski AI semakin canggih, Irby meyakini manusia tetap memegang peran penting. “Saya tidak melihat otonomi penuh terjadi dalam 10 tahun ke depan. Penerbangan tetap berisiko dan manusia akan tetap ingin memiliki kendali,” tegasnya.
Dunia drone sedang berada di persimpangan jalan yang menarik. Dengan perkembangan AI dan otonomi, batas antara fiksi ilmiah dan kenyataan semakin kabur. Seperti yang diperlihatkan oleh konsep pasukan tentara AI, masa depan peperangan dan kehidupan sipil akan sangat berbeda dari yang kita kenal sekarang.