OpenAI Luncurkan Codex, Agen Koding AI yang Klaim Lebih Efisien

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Di tengah sorotan terhadap kemampuan kecerdasan buatan (AI) dalam menulis kode, OpenAI meluncurkan Codex, agen koding khusus yang diklaim lebih efisien dibanding model generik seperti ChatGPT. Namun, apakah ini solusi atau sekadar gimmick baru?

Sejak awal tahun, performa AI dalam tugas pemrograman menjadi bahan perdebatan. OpenAI sendiri mengakui dalam whitepaper bahwa model AI terbaik sekalipun masih gagal menyelesaikan mayoritas tantangan koding. CEO Sam Altman sempat berkomentar bahwa AI akan “sangat berbeda dalam rekayasa perangkat lunak pada akhir 2025”, namun tanpa bukti konkret.

Kini, Codex hadir sebagai jawaban atas keterbatasan tersebut. Berbeda dengan ChatGPT yang bersifat generalis, Codex dirancang khusus sebagai “agen rekayasa perangkat lunak berbasis cloud” yang dapat menangani banyak tugas secara paralel.

Spesialisasi vs Generalisasi

Menurut OpenAI, Codex dapat membantu insinyur perangkat lunak dengan menulis fitur baru, debugging kode, hingga menjawab pertanyaan terkait kode sumber. Yang menarik, model ini diklaim menghasilkan kode yang “lebih mencerminkan gaya manusia dan preferensi PR”.

Klaim ini menuai skeptisisme. Seperti dilaporkan sebelumnya dalam AI Generasi Baru: Kode Lebih Akurat Tanpa Batas Bahasa, pelatihan model AI untuk pemrograman seringkali melibatkan kontroversi hak cipta. OpenAI sendiri pernah berurusan dengan masalah serupa saat membantu pengembangan Copilot milik Microsoft.

Masalah Hak Cipta yang Belum Terjawab

OpenAI menyatakan Codex beroperasi sepenuhnya di cloud tanpa akses internet, sehingga tidak bisa mencari data dari web seperti ChatGPT. Namun, pertanyaan besar tetap menganga: dari mana data pelatihannya berasal?

Seperti dibahas dalam Robot AI Kini Bantu Ilmuwan Jalankan Eksperimen Secara Mandiri, industri AI masih bergumul dengan isu sumber data pelatihan. Dengan tren gugatan hak cipta yang meningkat, masa depan Codex mungkin akan diuji di pengadilan.

Antara Janji dan Realita

OpenAI menegaskan Codex hanya berinteraksi dengan kode yang secara eksplisit disediakan melalui repositori GitHub dan dependensi yang dikonfigurasi pengguna. Namun, tanpa transparansi penuh tentang data pelatihan, klaim ini sulit diverifikasi.

Di tengah perkembangan pesat teknologi AI seperti Mahasiswa Tanpa Pengalaman Pemerintahan Gunakan AI untuk Reformasi Regulasi HUD, Codex muncul sebagai upaya menjawab kebutuhan spesifik dunia pemrograman. Namun, apakah ini solusi permanen atau sekadar tambal sulut keterbatasan AI saat ini? Waktu yang akan menjawab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI