Telset.id – Bayangkan obrolan pribadi Anda dengan ChatGPT tiba-tiba muncul di hasil pencarian Google. Itulah yang terjadi pekan ini, memicu protes keras hingga OpenAI terpaksa mencabut fitur kontroversial tersebut. Bagaimana ceritanya?
OpenAI menghentikan eksperimen yang memungkinkan tautan obrolan ChatGPT diindeks mesin pencari. Kepala Keamanan Informasi OpenAI, Dane Stuckey, mengakui fitur ini “memberi terlalu banyak peluang bagi pengguna untuk tidak sengaja membagikan hal yang tidak mereka inginkan”. Keputusan ini diambil setelah investigasi Fast Company menemukan ribuan percakapan ChatGPT terpampang di Google.
Fitur yang “Cukup Jelas” Tapi Masih Bermasalah
Sebenarnya, fitur ini bukan bug atau kebocoran data. Saat membuat tautan berbagi, pengguna harus mencentang opsi “Make this chat discoverable” dengan penjelasan kecil berwarna abu-abu: “allows it to be shown in web searches”. Stuckey awalnya bersikeras bahwa label ini “cukup jelas”, tapi realitanya banyak pengguna tidak menyadari implikasinya.
“Orang mungkin membuat tautan hanya untuk berbagi di WhatsApp atau menyimpan percakapan, bukan untuk dipublikasikan ke seluruh internet,” jelas seorang pakar privasi digital yang diwawancarai Telset. Meski obrolan yang terindeks tidak memuat informasi identitas langsung, beberapa berisi detail spesifik yang bisa melacak sumbernya.
Baca Juga:
Belajar dari Kesalahan
Ini bukan kali pertama OpenAI menghadapi kritik terkait privasi. Sebelumnya, perusahaan juga diprediksi JPMorgan akan menghadapi tantangan regulasi yang ketat seiring ekspansi bisnis AI-nya. Keputusan mencabut fitur ini menunjukkan sensitivitas OpenAI terhadap feedback pengguna, meski agak terlambat.
Menariknya, kasus ini terjadi di tengah persaingan ketat dengan Google. OpenAI baru saja mengumumkan browser AI yang digadang-gadang sebagai penantang Chrome. Apakah insiden ini akan memengaruhi kepercayaan pengguna terhadap produk-produk OpenAI?
Pelajaran pentingnya: selalu baca syarat dan ketentuan, sekecil apa pun font-nya. Dan untuk OpenAI, mungkin sudah waktunya mempertimbangkan pendekatan yang lebih manusiawi dalam mendesain fitur-fitur baru.