Telset.id – OpenAI menghadapi sejumlah kendala teknis dan filosofis dalam pengembangan perangkat AI baru tanpa layar yang dikembangkan bersama mantan desainer Apple, Jony Ive. Menurut laporan Financial Times, tantangan ini berpotensi menunda peluncuran perangkat yang digambarkan sebagai “Siri, tetapi lebih baik” tersebut.
Sumber yang dekat dengan proyek mengungkapkan bahwa perangkat berukuran genggam ini dirancang tanpa layar digital dan akan terus memantau lingkungan sekitarnya untuk isyarat audio dan visual. Perangkat ini akan merespons permintaan pengguna secara otomatis tanpa perlu diaktifkan dengan frasa tertentu seperti “Hey Siri” pada perangkat Apple.
“Konsepnya adalah Anda harus memiliki teman yang merupakan komputer, bukan pacar AI yang aneh,” kata seorang sumber kepada Financial Times, seperti dikutip Telset. Perangkat ini diharapkan menjadi “aksesibel tetapi tidak mengganggu” dengan kepribadian AI yang seimbang – tidak terlalu bersifat menjilat namun juga tidak terlalu langsung.
Tantangan Teknis dan Filosofis
OpenAI dan Ive menghadapi dua jenis tantangan utama dalam pengembangan perangkat AI ini. Di sisi teknis, masalah komputasi menjadi faktor penghambat signifikan. “Komputasi adalah faktor besar lain untuk penundaan,” ungkap sumber dekat Ive kepada Financial Times.
Masalah ini semakin kompleks mengingat OpenAI dan Jony Ive Hadapi Kendala Teknis untuk Perangkat AI 2026. Sumber tersebut menambahkan bahwa Amazon memiliki komputasi untuk Alexa, begitu pula Google, tetapi OpenAI kesulitan mendapatkan komputasi yang cukup untuk ChatGPT, apalagi untuk perangkat AI.
Di sisi filosofis, tim pengembang kesulitan menemukan keseimbangan kepribadian AI yang tepat. “Kepribadian model adalah hal yang sulit untuk diseimbangkan,” kata sumber dekat proyek tersebut. “Tidak bisa terlalu menjilat, tidak terlalu langsung, membantu, tetapi tidak terus berbicara dalam lingkaran umpan balik.”
Baca Juga:
Spesifikasi dan Fitur Perangkat
Perangkat AI ini dirancang dengan filosofi nol layar. Untuk mengkompensasi tidak adanya layar, perangkat kecil ini akan mengandalkan kamera, mikrofon, dan speaker untuk berinteraksi dengan pengguna. Sumber FT bahkan menyebutkan kemungkinan penggunaan beberapa kamera.
Berbeda dengan asisten virtual konvensional yang diaktifkan dengan frasa tertentu, perangkat OpenAI ini akan “selalu aktif,” terus mengumpulkan data untuk membangun “memori”nya. Fitur ini mirip dengan teknologi AI wearable lainnya, namun berpotensi menimbulkan kekhawatiran privasi yang besar jika benar-benar diluncurkan.
Perangkat ini tidak hanya ditujukan sebagai perangkat wearable, tetapi juga dirancang untuk diletakkan di meja atau meja dengan ukuran kasar sebesar smartphone. Tujuannya tidak hanya menjadi Siri yang lebih baik, tetapi juga peningkatan dari smart speaker seperti Amazon Alexa atau perangkat Google Home.
Kolaborasi antara OpenAI dan Ive semakin kuat setelah OpenAI Rekrut Jony Ive, Desainer iPhone, untuk Kembangkan Perangkat AI. OpenAI mengakuisisi startup Ive, io, senilai $6,5 miliar pada Mei lalu, meskipun detail pengaturan mereka sebagian besar masih ditutup-tutupi.
CEO OpenAI Sam Altman mengatakan kepada stafnya bulan Mei bahwa ia berencana mengirimkan 100 juta perangkat yang dirancang bersama Ives, yang ia gambarkan sebagai “pendamping” AI. Target ambisius ini menunjukkan komitmen besar OpenAI dalam memasuki pasar perangkat keras AI.
Tantangan Pasar dan Masa Depan
Meskipun menghadapi berbagai kendala, pertanyaan besar tetap muncul: apakah akan ada permintaan yang cukup untuk membenarkan miliaran dolar yang diinvestasikan OpenAI untuk membuat kolaborasi ini terjadi?
ChatGPT mengklaim memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif mingguan, sehingga secara teknis bukan tidak mungkin OpenAI dapat mengirimkan 100 juta gadget AI kecil. Namun, pada April lalu, hanya memiliki 20 juta pelanggan berbayar, yang menunjukkan bahwa sebagian besar basis penggunanya tidak mau mengeluarkan uang untuk produk OpenAI.
Perangkat fisik mungkin lebih menarik, tetapi ini merupakan taruhan besar. Ex-Desainer Apple Kembangkan Perangkat AI Milik OpenAI menjadi bukti komitmen perusahaan dalam berekspansi ke hardware, meskipun pasar perangkat AI masih dalam tahap perkembangan.
Industri chatbot secara keseluruhan menghadapi masalah menemukan keseimbangan yang tepat dalam kepribadian AI. OpenAI sendiri sudah berjuang untuk mengendalikan disposisi ChatGPT yang menarik tanpa membuat marah penggemarnya sendiri. Kini perusahaan perlu menjembatani kesenjangan ini dalam model yang lebih baru dan lebih ringan.
Keberhasilan perangkat ini tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis, tetapi juga pada penerimaan konsumen terhadap perangkat AI yang selalu aktif dan terus memantau lingkungan. Isu privasi dan keamanan data menjadi pertimbangan kritis yang harus diatasi OpenAI sebelum peluncuran produk.