Telset.id – Intel tampaknya sedang melakukan langkah-langkah besar untuk menyelamatkan bisnisnya. Setelah sebelumnya dikabarkan akan melakukan PHK besar-besaran, perusahaan teknologi asal AS ini kini memutuskan untuk menghentikan pengembangan glass substrate secara mandiri. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang digagas CEO baru, Lip-Bu Tan.
Glass substrate sebenarnya merupakan teknologi yang menjanjikan bagi Intel. Perusahaan ini bahkan sudah mengembangkan teknologi tersebut selama bertahun-tahun dan memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor. Namun, demi efisiensi dan fokus pada bisnis inti seperti CPU dan manufaktur, Intel memilih untuk mengalihkan pengembangan glass substrate ke pihak ketiga.
Restrukturisasi Besar-Besaran di Divisi Foundry
Divisi foundry Intel memang sedang tidak dalam kondisi terbaik. Proses 18A yang sempat digadang-gadang sebagai solusi untuk bersaing dengan TSMC ternyata mengalami penundaan dan ketidakkonsistenan. Akibatnya, Intel memutuskan untuk mengurangi aktivitas di bisnis semikonduktor, termasuk menghentikan penjualan eksternal untuk proses 18A.
Meski begitu, Intel tetap akan menggunakan proses 18A untuk produk internal seperti Panther Lake dan Clearwater Forest. Namun, peluang proses ini untuk diadopsi oleh pasar eksternal semakin kecil. Seperti yang terjadi pada kebijakan efisiensi sebelumnya, Intel tampaknya lebih memilih fokus pada produk-produk yang benar-benar menguntungkan.
Baca Juga:
Masa Depan Intel Foundry yang Tidak Pasti
Dengan berbagai perubahan yang dilakukan, masa depan divisi foundry Intel masih menjadi tanda tanya. CEO Lip-Bu Tan memang sudah menyatakan bahwa perusahaan harus mengambil keputusan sulit untuk bertahan. Salah satunya adalah dengan memangkas proyek-proyek yang dianggap tidak menguntungkan, seperti pengembangan glass substrate secara mandiri.
Namun, Intel masih berharap bisa bersaing dengan TSMC melalui proses 14A. Hanya saja, proses ini membutuhkan volume eksternal yang besar agar benar-benar layak secara komersial. Jika tidak, bukan tidak mungkin Intel akan mengambil langkah lebih drastis, seperti yang dilakukan perusahaan lain dalam restrukturisasi bisnis teknologi.
Intel kini berada di persimpangan jalan. Keputusan-keputusan yang diambil dalam beberapa bulan ke depan akan menentukan apakah perusahaan ini bisa bangkit atau justru semakin terpuruk.