Bayangkan sebuah robot humanoid yang bisa merapikan meja kerja Anda, mengambil buah dari meja, atau bahkan membantu tugas rumah tangga sederhana. Kini, visi itu semakin dekat dengan kenyataan. Hugging Face, perusahaan yang dikenal sebagai “GitHub-nya AI”, baru saja mengakuisisi Pollen Robotics, startup Prancis di balik robot humanoid bernama Reachy 2. Langkah ini menandai babak baru dalam dunia robotika sumber terbuka.
Selama ini, perkembangan robot humanoid didominasi oleh raksasa teknologi seperti Tesla dengan Optimus atau Agility Robotics dengan Digit. Namun, harga yang mahal dan sistem tertutup membuat inovasi di bidang ini terasa lambat. Hugging Face hadir dengan pendekatan berbeda: membuka kode dan desain Reachy 2 untuk dimodifikasi siapa saja. “Transparansi sangat krusial ketika robot fisik berinteraksi langsung dengan manusia,” tegas Clément Delangue, CEO Hugging Face.
Lalu, apa yang membuat akuisisi ini istimewa? Reachy 2 bukan sekadar robot biasa. Dengan mata besar yang mirip karakter anime dan dua lengan yang lincah, robot ini dirancang untuk penelitian manipulasi objek—kunci menuju robot rumah tangga masa depan.
Reachy 2: Robot Humanoid yang “Hidup” Berkat Komunitas
Dalam demo yang dirilis Pollen Robotics, Reachy 2 menunjukkan kemampuan memindahkan cangkir kopi dan memegang buah dengan presisi. Matthieu Lapeyre, CEO Pollen Robotics, mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan AI ternama telah menggunakan Reachy 2 untuk penelitian, meski ia enggan menyebut nama karena perjanjian kerahasiaan.
Yang membedakan Reachy 2 adalah filosofi di baliknya. Seperti model AI sumber terbuka yang bisa diunduh dan dimodifikasi, Hugging Face akan menerapkan prinsip sama pada robot fisik ini. Artinya:
- Desain mekanik dan elektronik tersedia untuk diunduh
- Komponen bisa dicetak 3D jika ada yang rusak
- Komunitas dapat mengusulkan peningkatan fitur
“Dengan sumber terbuka, Anda tidak bisa berbohong atau menyembunyikan kekurangan,” tandas Delangue. Pendekatan ini diharapkan bisa mempercepat inovasi di bidang yang selama ini dikuasai segelintir perusahaan dengan pendanaan besar.
Ujian Terberat Robot Humanoid: Kepercayaan Publik
Industri robot humanoid tidak lepas dari kontroversi. Banyak video demo yang beredar di media sosial menunjukkan kemampuan spektakuler, tapi para ahli memperingatkan bahwa rekayasa sering kali terlibat. Sistem yang terlihat hebat di video mungkin dikendalikan manusia dari belakang layar, atau hanya bekerja dalam kondisi sangat terkontrol.
Sergey Levine, profesor robotika di UC Berkeley, menjelaskan bahwa transparansi sumber terbuka bisa menjadi solusi: “Dengan membuka kode dan desain hardware, kemajuan bisa diverifikasi oleh siapa saja. Ini meningkatkan kepercayaan sekaligus mempercepat perkembangan teknologi.”
Physical Intelligence, startup yang didirikan Levine, sudah memulai langkah serupa dengan merilis model dasar robot Pi0 di Hugging Face Februari lalu. Model ini memungkinkan berbagai jenis robot mempelajari tugas fisik yang beragam.
Masa Depan Robotika: Terbuka, Terdesentralisasi, dan Terjangkau
Akuisisi Hugging Face terhadap Pollen Robotics bukan sekadar pembelian aset, melainkan pernyataan sikap. Di tengah maraknya model AI tertutup seperti GPT-4o atau Gemini, perusahaan ini konsisten mendukung ekosistem sumber terbuka—kini merambah ke dunia fisik.
Lapeyre menggambarkan visi jangka panjang: “Suatu hari nanti, versi turunan Reachy 2 mungkin akan membantu Anda di rumah.” Namun jalan masih panjang. Tantangan terbesar adalah membuat sistem yang cukup andal untuk interaksi sehari-hari, di lingkungan yang tidak sempurna seperti dunia nyata.
Di sisi lain, tren industri tampaknya mulai bergeser. Meta membuka model Llama tahun lalu, diikuti berbagai model canggih lainnya. Bahkan OpenAI yang terkenal tertutup berencana merilis model terbuka musim panas ini. Apakah robotika akan mengikuti jejak AI? Hugging Face jelas bertaruh pada jawaban “ya”.
Bagi developer dan peneliti, langkah ini membuka peluang tanpa preseden. Bayangkan: komunitas global berkolaborasi meningkatkan kemampuan robot, seperti yang terjadi pada Linux atau Wikipedia. Jika berhasil, Reachy 2 mungkin akan dikenang sebagai pionir era baru robotika—yang tumbuh bukan dari lab rahasia perusahaan, tapi dari kerja sama ribuan inovator di seluruh dunia.