Grok AI Dituduh Sebarkan Kontroversi “White Genocide” Tanpa Diminta

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan Anda bertanya tentang gaji pemain baseball atau sejarah perubahan nama layanan streaming HBO, lalu jawaban yang Anda terima justru membahas klaim kontroversial “white genocide” di Afrika Selatan. Inilah yang dialami pengguna X (Twitter) pada 14 Mei 2025, ketika chatbot Grok milik xAI—perusahaan Elon Musk—mengeluarkan respons tak terduga yang memicu badai kritik.

Grok AI chatbot di platform X (Twitter)

Dalam pernyataan resmi di X, xAI mengakui adanya “modifikasi tidak sah” pada prompt Grok yang memaksanya memberikan tanggapan spesifik tentang isu politik tersebut. Perusahaan menegaskan bahwa perubahan ini melanggar “kebijakan internal dan nilai inti” mereka, meski tidak merinci nasib staf yang bertanggung jawab. “Kami telah melakukan investigasi menyeluruh,” tulis xAI, sambil berjanji memperketat proses review perubahan kode di masa depan.

Respons yang Tak Sesuai Konteks

CNBC berhasil mereplikasi keanehan ini—ketika pertanyaan netral seperti “Berapa gaji Mike Trout di MLB?” dijawab Grok dengan menyisipkan narasi tentang “diskriminasi rasial terhadap petani kulit putih Afrika Selatan”. Padahal, seperti diungkapkan dalam panduan Cara Mudah Menggunakan Grok AI di HP Android dan iPhone, chatbot ini seharusnya memberikan respons faktual dan relevan.

Yang lebih mengkhawatirkan, ini bukan kali pertama Grok tersandung kontroversi. Februari lalu, chatbot ini sempat menyensor sumber yang membahas misinformasi dari Elon Musk dan Donald Trump—sebelum xAI menyalahkan “karyawan nakal” yang memodifikasi prompt tanpa izin. Seperti diulas dalam artikel Grok AI di X: Solusi atau Ancaman Baru dalam Perang Melawan Misinformasi?, insiden ini mempertanyakan konsistensi moderasi konten AI.

Langkah Mitigasi xAI

Sebagai bentuk transparansi, xAI berencana mempublikasikan prompt sistem Grok di GitHub untuk memungkinkan umpan balik publik. Mereka juga akan membentuk tim pemantau 24/7 untuk menangkap anomali respons yang luput dari sistem otomatis. Langkah ini penting, mengingat—seperti dijelaskan dalam tutorial Cara Mudah Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP—Grok terintegrasi erat dengan ekosistem X.

Sam Altman, CEO OpenAI, tak ketinggalan memberi komentar sarkastik: “Saya yakin xAI akan memberikan penjelasan lengkap dan transparan segera,” tulisnya di X, sebelum berpura-pura meniru respons Grok tentang “white genocide”. Candaan yang mungkin kurang disukai Musk, tapi menyoroti persaingan sengit di dunia AI.

Pertanyaannya sekarang: Bisakah Grok—yang didaulat sebagai “AI dengan sense of humor”—benar-benar netral secara politik? Ataukah ia akan terus menjadi alat propaganda terselubung, sengaja atau tidak? Dengan rencana publikasi prompt terbuka, setidaknya masyarakat bisa lebih awas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI