Telset.id – Dunia kecerdasan buatan (AI) kembali mencatat babak baru dengan kedatangan Fidji Simo sebagai CEO Aplikasi OpenAI. Dalam memo pertamanya kepada staf, Simo menyampaikan visi optimistis bahwa teknologi yang mereka kembangkan akan “membuka lebih banyak peluang bagi lebih banyak orang dibanding teknologi lain dalam sejarah.”
Memo tersebut, yang diperoleh WIRED, menggambarkan keyakinan Simo bahwa AI dapat menjadi alat pemberdayaan massal. “Jika kita melakukannya dengan benar, AI bisa memberi semua orang lebih banyak kekuatan daripada sebelumnya,” tulisnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa peluang tersebut “tidak akan muncul dengan sendirinya.”
Simo, yang saat ini masih menjabat sebagai CEO Instacart, akan resmi bergabung dengan OpenAI dalam beberapa minggu mendatang. Ia membawa pengalaman panjang dari Meta, tempat ia menghabiskan satu dekade dan naik dari manajer produk hingga memimpin divisi produk aplikasi Facebook. Sejak setahun terakhir, Simo juga telah menjadi anggota dewan direksi OpenAI.
Visi AI sebagai Penyetara Sosial
Dalam memo-nya, Simo merinci enam area di mana AI dapat memberikan dampak signifikan: pengetahuan, kesehatan, ekspresi kreatif, kebebasan ekonomi, efisiensi waktu, dan dukungan emosional. Ia menggambarkan AI sebagai “penyetara besar” yang mampu meruntuhkan hambatan sosial dalam akses pengetahuan, pendapatan, dan kesejahteraan mental.
“AI dapat mengompresi ribuan jam pembelajaran menjadi wawasan yang dipersonalisasi, disampaikan dalam bahasa sederhana, dengan kecepatan yang sesuai pemahaman kita,” tulis Simo. “Ia tidak hanya menjawab pertanyaan—tetapi mengajari kita untuk bertanya lebih baik.”
Baca Juga:
AI sebagai Pendamping Emosional
Salah satu bagian paling menarik dari memo Simo adalah visinya tentang AI sebagai pendamping emosional. Ia menceritakan bagaimana pelatih bisnisnya, Katia, telah mengubah kariernya, dan berharap ChatGPT dapat menjadi “Katia dalam saku” bagi banyak orang.
“Pelatihan personalisasi selama ini menjadi hak istimewa segelintir orang, tetapi dengan ChatGPT, ini bisa tersedia untuk banyak orang,” tulisnya. Ia bahkan menggambarkan bagaimana AI bisa “membawa pola bawah sadar Anda ke kesadaran.”
Pernyataan ini selaras dengan rumor tentang perangkat keras yang sedang dikembangkan OpenAI bersama desainer ternama Jony Ive, yang dikabarkan akan “sepenuhnya memahami lingkungan dan kehidupan pengguna.” Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, perusahaan ini memang tidak ragu mengejar visi AI yang sangat personal.
Tantangan di Depan Mata
Meski penuh optimisme, memo Simo juga menghadapi kritik. Beberapa pengamat mengingatkan bahwa film Her—yang sering disebut-sebut Sam Altman sebagai inspirasi—sebenarnya adalah cerita peringatan tentang hubungan manusia-AI, bukan model bisnis.
Sementara itu, tantangan operasional tidak kecil. Seperti dilaporkan JPMorgan, OpenAI diperkirakan baru akan mencetak keuntungan pada 2029. Ditambah dengan penundaan rilis model terbuka untuk pengujian keamanan, jalan Simo untuk mewujudkan visinya tidak akan mudah.
Namun, dengan pengalaman memimpin di Meta dan Instacart, serta kedekatannya dengan Altman, Simo mungkin tepat menjadi orang yang membawa OpenAI dari laboratorium penelitian ke kehidupan sehari-hari miliaran orang. Seperti katanya sendiri: “Jika AI bisa membantu orang benar-benar memahami diri sendiri, ini mungkin menjadi hadiah terbesar yang pernah kita terima.”