Telset.id – Elon Musk mungkin akan segera meninggalkan Gedung Putih, tetapi sebelum pergi, ia dikabarkan tengah menyiapkan proyek kontroversial bersama sahabat lamanya, Peter Thiel. Menurut laporan eksklusif dari Wired dan CNN, Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin Musk berencana mengumpulkan data sensitif imigran untuk mempercepat proses deportasi.
Bocoran dari sumber dalam pemerintahan mengungkapkan bahwa DOGE akan menggunakan perangkat lunak dari Palantir, perusahaan data mining milik Thiel, untuk mengkompilasi informasi dari berbagai lembaga federal seperti IRS (Internal Revenue Service), Jaminan Sosial, dan DHS (Department of Homeland Security). Palantir sendiri telah lama bermitra dengan ICE (Immigration and Customs Enforcement) untuk melacak imigran, namun kali ini skalanya jauh lebih besar dan invasif.
Mekanisme “Mesin Deportasi” yang Dipertanyakan
“Mereka akan mengambil informasi yang sudah ada dan memasukkannya ke dalam satu sistem,” ujar seorang pejabat era Trump kepada CNN. “Ini akan memungkinkan pengantrian data secara cepat. Semua beralih ke Palantir.” Sistem ini diklaim mampu membuat “daftar target” untuk mengidentifikasi, menahan, dan mendeportasi imigran dengan kecepatan tinggi.
Namun, tujuan mulia “efisiensi” ini menuai kritik tajam. Seorang mantan pegawai senior IRS menyatakan kekhawatirannya: “Jika mereka merancang mesin deportasi, mereka akan mampu melakukannya.” Lebih mengejutkan lagi, Trump dalam wawancara dengan Time membantah bahwa basis data ini akan digunakan untuk deportasi—pernyataan yang bertolak belakang dengan dokumen internal.
Baca Juga:
Pelanggaran Privasi dan Ancaman Siber
Selain masalah etika, proyek ini juga dituding melanggar privasi warga. Seorang staf senior Komite Pengawasan DPR AS menyatakan kepada Wired: “Ada pola kelalaian teknis yang menunjukkan staf DOGE tidak mematuhi hukum privasi dan keamanan siber. Akses sistem yang berlebihan digunakan untuk menutupi jejak dan menghindari pengawasan.”
Karen Noble dari Electronic Frontier Foundation menegaskan, “Ada alasan mengapa sistem ini seharusnya terpisah—basis data terpusat bisa disalahgunakan oleh aktor jahat, baik di dalam maupun luar pemerintah.” Pernyataan ini semakin relevan mengingat Starlink milik Musk sendiri pernah menjadi target intelijen asing.
Proyek DOGE ini bukan kali pertama Musk terlibat kontroversi. Sebelumnya, ia juga diejek habis-habisan karena kebijakan X yang dianggap hipokrit. Apakah kali ini Musk benar-benar akan menciptakan “Big Brother” versi imigrasi? Jawabannya mungkin lebih menyeramkan dari yang kita bayangkan.