Duolingo Ganti Pekerja Manusia dengan AI, Akankah Kualitas Belajar Bahasa Terjaga?

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Pernahkah Anda merasa suara Duolingo terdengar semakin “robotik” belakangan ini? Rupanya, itu bukan sekadar perasaan. Aplikasi belajar bahasa berbasis game itu secara resmi mengumumkan rencana penggantian pekerja manusia dengan kecerdasan buatan (AI). Keputusan kontroversial ini diumumkan langsung oleh CEO Luis von Ahn melalui email internal yang bocor ke publik.

Duolingo, yang dikenal dengan maskot burung hantu lucunya, memang sudah lama mengadopsi teknologi AI. Namun langkah kali ini berbeda—mereka secara sistematis akan menghentikan kontrak dengan pekerja manusia untuk tugas-tugas yang bisa diambil alih mesin. Yang lebih mengejutkan, perusahaan sengaja tidak menunggu teknologi tersebut sempurna 100% sebelum menerapkannya.

“Kami lebih memilih bergerak cepat dan menerima sedikit penurunan kualitas sesekali daripada terlambat dan kehilangan momen,” tulis von Ahn dalam emailnya. Pernyataan blak-blakan ini memicu gelombang kritik dari pengguna setia dan pekerja yang terdampak.

AI vs Kualitas Pembelajaran Bahasa

Pengguna Reddit sudah lama mengeluhkan kualitas suara AI Duolingo, khususnya untuk bahasa Irlandia (Gaelic). “Suaranya jelas hasil komputer, dan buruk sekali,” tulis salah satu pengguna dua tahun lalu. Keluhan ini terbukti benar—Duolingo memang sudah memecat tim penerjemah manusia untuk bahasa tersebut sejak 2023.

Duolingo CEO Luis von Ahn mengumumkan pergantian pekerja manusia dengan AI

Di platform Bluesky, reaksi pengguna lebih keras lagi. “Waktu terbaik untuk menghapus Duolingo adalah ketika mereka pertama kali pakai AI,” komentar satu pengguna. “Waktu terbaik kedua adalah sekarang.” Kritik utama: apakah model gamifikasi Duolingo benar-benar efektif untuk belajar bahasa, atau sekadar membuat pengguna ketagihan tanpa hasil nyata?

Strategi Bisnis atau Penghematan Biaya?

Von Ahn berargumen bahwa langkah ini bagian dari transformasi “AI-first”. Namun analis mempertanyakan apakah ini murni strategi inovasi atau sekadar cara memotong biaya tenaga kerja. Duolingo tercatat memiliki 700+ kontraktor sebelum pengumuman ini.

Yang lebih mengkhawatirkan, perusahaan akan mempertimbangkan keahlian AI dalam proses rekrutmen dan evaluasi karyawan ke depan. Artinya, pekerja manusia yang tersisa pun harus bersaing dengan algoritma—sebuah tren yang juga terjadi di industri lain seperti yang dilaporkan dalam artikel terkait.

Lalu bagaimana dengan kualitas pembelajaran? Pengguna yang beralih ke metode tradisional mengaku mengalami kemajuan lebih cepat. “Tahun lalu saya ganti Duolingo dengan belajar sungguhan,” kata seorang pengguna Bluesky, “dan Anda juga bisa.”

Sementara Duolingo sibuk dengan transformasi AI-nya, kompetitor seperti Google Translate dikabarkan sedang menyiapkan fitur belajar bahasa baru. Apakah langkah Duolingo ini akan menjadi contoh sukses atau justru bumerang? Hanya waktu yang bisa menjawab.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI