Telset.id – Jika Anda mengira OpenAI dan Google masih memimpin perlombaan AI, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan DeepSeek, perusahaan AI asal China, sedang mempersiapkan “senjata rahasia” bernama R2 yang diklaim 97% lebih murah dari GPT-4o dengan performa setara.
Setelah sukses mengguncang pasar dengan model R1 tahun lalu—yang menyebabkan valuasi saham AS anjlok miliaran dolar—DeepSeek kini dikabarkan akan meluncurkan penerusnya. Menurut laporan media China yang beredar di Twitter/X, R2 akan menjadi model hybrid MoE (Mixture of Experts) dengan 1.2 triliun parameter, melampaui kapasitas pendahulunya yang “hanya” 600 miliar.
Revolusi Ekonomi AI
Yang paling mengejutkan adalah klaim efisiensi biaya. DeepSeek R2 dikabarkan hanya mematok $0.07 per juta token input dan $0.27 per juta token output—97.3% lebih murah dibanding GPT-4o. “Ini bisa mengubah total ekonomi industri AI,” ujar seorang analis yang enggan disebutkan namanya. “Jika bocoran ini akurat, perusahaan seperti OpenAI harus meninjau ulang seluruh struktur biaya mereka.”
Baca Juga:
Kemandirian Teknologi China
Yang tak kalah penting: R2 dikembangkan mayoritas menggunakan chip Ascend 910B buatan Huawei, mencapai 82% utilisasi cluster—angka yang sangat tinggi untuk skala pelatihan AI. “Ini bukti China semakin mandiri dari rantai pasok AS,” jelas Dr. Li Wei, pakar komputasi di Beijing. “Mereka tak hanya membuat model canggih, tapi juga infrastrukturnya.”
Meski demikian, beberapa ahli menyarankan untuk bersikap skeptis. “Angka-angka ini terlalu fantastis untuk langsung dipercaya,” kata Prof. Zhang dari Universitas Tsinghua. “Tapi jika 50% saja benar, ini tetap akan menjadi terobosan besar.” DeepSeek sendiri belum memberikan konfirmasi resmi.
Dengan peluncuran yang dikabarkan terjadi dalam beberapa bulan mendatang, satu hal pasti: pertarungan supremasi AI semakin panas. Dan kali ini, China datang dengan senjata yang lebih tajam.