Character.AI Tinggalkan Misi AGI, Fokus ke Hiburan AI

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Character.AI, startup chatbot AI yang kontroversial, mengumumkan perubahan arah bisnis besar-besaran. Perusahaan yang sedang menghadapi gugatan terkait kasus bunuh diri pengguna remaja ini menyatakan telah meninggalkan misi awalnya untuk mencapai Artificial General Intelligence (AGI).

Dalam wawancara eksklusif dengan Wired, CEO baru Character.AI Karandeep Anand mengungkapkan bahwa perusahaan telah “menyerah” pada aspirasi pendirinya untuk menciptakan AGI. “Kami tidak lagi melakukan itu,” tegas Anand, menegaskan pergeseran fokus perusahaan ke visi “hiburan AI”.

Perubahan strategi ini menandai transformasi radikal bagi Character.AI yang sebelumnya menggaungkan misi “membawa superintelijen personal untuk semua orang di Bumi”. Perusahaan yang pernah bernilai miliaran dolar ini kini lebih mengandalkan model bahasa besar (LLM) open-source seperti Deepseek dan Llama milik Meta.

Dari AGI ke Hiburan AI

Pergeseran strategi Character.AI terjadi setelah Google mengakuisisi pendiri perusahaan Noam Shazeer dan Daniel de Freitas tahun lalu dalam kesepakatan senilai $2,7 miliar. Anand mengklaim perubahan ini memberi perusahaan “kejelasan dan fokus” baru.

Namun, keputusan ini sekaligus mengikis proposisi nilai awal yang membuat investor seperti Andreessen Horowitz tertarik. Dulu, Character.AI dipuji karena kemampuan “closed-loop” – mengumpulkan masukan pengguna untuk melatih modelnya sendiri.

Tantangan Bisnis dan Kontroversi

Perubahan haluan ini terjadi di tengah kesulitan Character.AI menghasilkan pendapatan, meski telah mendapat investasi besar. Proses membangun dan melatih LLM sendiri terbukti sangat mahal, memaksa perusahaan mencari alternatif lebih murah.

Di sisi lain, Character.AI juga berusaha memperbaiki citra setelah gugatan oleh ibu asal Florida, Megan Garcia. Gugatan tersebut menyebut platform bertanggung jawab atas bunuh diri putranya yang berusia 14 tahun setelah berinteraksi intens dengan chatbot di platform tersebut.

Investigasi Futurism mengungkap masalah moderasi konten serius di platform ini, termasuk keberadaan bot pedofil, pro-gangguan makan, dan bahkan bot yang mensimulasikan pelaku penembakan sekolah beserta korbannya.

Anand menegaskan keselamatan kini menjadi prioritas utama. “Membuat platform ini aman adalah kemitraan antara regulator, kami, dan orang tua,” katanya kepada Wired. Perusahaan telah merilis beberapa pembaruan keamanan, meski tetap enggan memberikan detail langkah perlindungan untuk pengguna di bawah umur.

Seperti startup AI lainnya yang berusaha menemukan pasar yang tepat, Character.AI tampaknya menjadi contoh awal perusahaan AI yang kesulitan memenuhi janji besarnya. Perubahan haluan ini mungkin menjadi pertanda tantangan yang lebih luas di industri AI yang sedang berkembang pesat.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI