Telset.id โ Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kecerdasan buatan (AI) resmi digunakan di pembangkit listrik tenaga nuklir. Diablo Canyon, satu-satunya pembangkit nuklir yang masih beroperasi di California, kini dilengkapi dengan delapan unit prosesor grafis NVIDIA H100โsalah satu yang terkuat di duniaโuntuk menjalankan alat AI bernama Neutron Enterprise.
Kemitraan antara Pacific Gas & Electric (PG&E), operator Diablo Canyon, dan startup Atomic Canyon ini menandai babak baru dalam industri energi nuklir. Namun, di balik potensi efisiensi yang ditawarkan, muncul pertanyaan kritis: seberapa aman integrasi AI di fasilitas berisiko tinggi seperti ini?
Mengurai Jutaan Dokumen dengan AI
Neutron Enterprise dirancang untuk membantu pekerja Diablo Canyon menavigasi jutaan halaman dokumen teknis dan regulasi dari Komisi Regulasi Nuklir (NRC) AS. โKami menghabiskan sekitar 15.000 jam per tahun hanya untuk mencari dokumen,โ ungkap Maureen Zawalick, Wakil Presiden Layanan Teknis PG&E. Dengan AI, waktu pencarian bisa dipangkas secara signifikan.
Trey Lauderdale, CEO Atomic Canyon, menegaskan bahwa Neutron Enterprise hanyalah โasisten pencarianโ yang tidak mengambil keputusan operasional. โBisa saya katakan dengan tegas: saya tidak ingin AI menjalankan pembangkit nuklir saat ini,โ ujarnya kepada CalMatters. Namun, frasa โsaat iniโ menyisakan ruang untuk ekspansi fungsi AI di masa depan.
Antara Efisiensi dan Kekhawatiran
Penggunaan AI di Diablo Canyon tidak lepas dari kritik. Tamara Kneese dari Data & Society memperingatkan bahwa batasan penggunaan AI bisa dengan mudah terlampaui. โMempercayai PG&E untuk menggunakan AI dengan aman di lingkungan nuklir membutuhkan pengawasan ekstra,โ tegasnya.
Kekhawatiran serupa diungkapkan oleh anggota parlemen California, Dawn Addis. โSaya punya banyak pertanyaan tentang keamanan, pengawasan, dan dampaknya pada pekerjaan,โ katanya. Addis sebelumnya mendukung regulasi AI untuk mencegah otomatisasi pekerjaan, terutama di fasilitas sensitif seperti Diablo Canyon.
Regulasi yang Masih Abu-abu
Laporan tahun 2024 oleh Southwest Research Institute menemukan hampir 100 celah regulasi terkait AI di industri nuklir. Meski Nuclear Regulatory Commission telah membentuk gugus tugas AI, belum ada standar jelas yang diterapkan. Situasi ini diperparah oleh kebijakan pemerintahan Trump yang mencabut peraturan AI era Biden dengan alasan โmenghambat inovasi.โ
PG&E dan Atomic Canyon mengklaim mereka secara sukarela berkoordinasi dengan regulator. Namun, Komite Keamanan Independen Diablo Canyon mengaku baru tahu tentang proyek ini dari pemberitaan mediaโfakta yang memicu pertanyaan tentang transparansi.
Di tengah ketidakpastian regulasi, satu hal yang pasti: Diablo Canyon hanyalah yang pertama. Atomic Canyon sedang berdiskusi dengan banyak fasilitas nuklir lain, termasuk yang mengembangkan reaktor modular kecil. โAkan ada pengumuman menarik tahun ini,โ janji Lauderdale tanpa merinci.
Sebagai pembangkit yang rencananya akan dinonaktifkan pada 2029, Diablo Canyon mungkin menjadi laboratorium hidup bagi masa depan AI di industri nuklir. Pertanyaannya: apakah kita sudah siap dengan segala risikonya?