AI Mengancam Pekerjaan Entry-Level, Gen Z Paling Terdampak

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Table of contents [hide]

Telset.id – Teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai menggerus lapangan pekerjaan entry-level, dengan generasi Z sebagai kelompok yang paling terdampak. Laporan terbaru dari Oxford Economics Group mengungkapkan, tingkat pengangguran di kalangan lulusan baru perguruan tinggi di AS meningkat, menandakan pergeseran besar dalam pasar tenaga kerja.

Data menunjukkan, pekerjaan di industri STEM seperti ilmu komputer turun 8 persen sejak 2022. “Tingkat pengangguran lulusan baru dan berpengalaman selalu lebih rendah dari rata-rata nasional, hingga sekarang,” bunyi laporan tersebut. Fenomena ini mengindikasikan bahwa posisi entry-level semakin sulit ditemukan.

Aneesh Raman, eksekutif LinkedIn, dalam sebuah op-ed menyoroti dampak AI terhadap pasar kerja pemula. “Anak tangga paling bawah dalam karier yang pertama kali patah,” ujarnya. Ia mencontohkan industri teknologi, di mana tugas coding dan debugging dasar—yang dulu menjadi batu loncatan bagi insinyur perangkat lunak junior—kini banyak diotomatisasi oleh AI.

Dampak di Berbagai Industri

Gangguan serupa terjadi di sektor hukum, di mana pekerjaan administratif tingkat awal mulai diambil alih AI. Di industri ritel, chatbot AI menggantikan peran layanan pelanggan, meski seringkali menimbulkan keluhan.

Raman memperingatkan, hilangnya peran entry-level akan memperlebar kesenjangan bagi mereka yang tidak memiliki jaringan elit atau latar belakang istimewa. “Ketika pekerjaan manufaktur menghilang di jantung Amerika, dampaknya bukan hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga gejolak sosial dan politik,” tulisnya.

Survei LinkedIn terhadap 3.000 eksekutif perusahaan mengungkap, 63 persen setuju bahwa AI akan mengambil alih tugas-tugas rutin yang biasanya dikerjakan staf junior. Namun, banyak laporan awal menunjukkan kemampuan AI sebenarnya masih jauh dari narasi dominasi pasar kerja.

Para peneliti dan organisasi buruh memperingatkan, kelompok paling rentan—termasuk pekerja minoritas, imigran, dan lansia—akan merasakan dampak pertama ketika “revolusi AI” terus berlanjut. Seperti yang terjadi pada whistleblower OpenAI, tekanan di industri teknologi semakin nyata.

Sementara itu, perkembangan AI terus berlanjut dengan perusahaan seperti OpenAI yang fokus pada AGI, menimbulkan pertanyaan baru tentang masa depan tenaga kerja global.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI