AI Generatif Akan Ubah Produktivitas Manusia, Tapi Perlahan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Jika Anda mengira AI generatif hanya sekadar tren teknologi yang akan segera pudar, pikirkan lagi. Lembaga Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini merilis penelitian yang menyatakan bahwa AI generatif bukanlah gelembung teknologi, melainkan penemuan revolusioner yang akan mengubah produktivitas manusia setara dengan listrik atau mikroskop. Namun, jalan menuju transformasi ini tak akan instan.

Dalam makalah terbaru yang diterbitkan oleh Dewan Gubernur The Fed, para peneliti menyimpulkan bahwa AI generatif memiliki karakteristik dua jenis teknologi yang secara historis memberikan dampak jangka panjang pada pertumbuhan produktivitas. Pertama, sebagai “teknologi serba guna” (general-purpose technology) seperti dinamo listrik atau komputer. Kedua, sebagai “penemuan metode penemuan” (invention of methods of invention) seperti mikroskop atau mesin cetak.

AI Generatif: Dinamo Listrik Era Digital?

Seperti dinamo listrik yang memicu gelombang inovasi turunan, AI generatif sudah menunjukkan tanda-tanda serupa. Contohnya, model khusus seperti LegalGPT untuk bidang hukum atau Microsoft Copilot yang meningkatkan produktivitas kantor. “Perusahaan-perusahaan digital native akan memimpin gelombang inovasi turunan ini,” tulis para peneliti The Fed.

Di sisi lain, AI generatif juga berperan seperti mikroskop—alat yang terus memperluas batas pengetahuan manusia. Teknologi ini telah digunakan dalam simulasi alam semesta, penemuan obat baru, dan riset ilmiah lainnya. Menariknya, sejak 2023, semakin banyak perusahaan yang menyebut AI dalam konteks penelitian dan pengembangan, menunjukkan bahwa integrasi AI ke dalam inovasi korporat sudah dimulai.

Transformasi Tak Instan: Tantangan Adopsi AI

Meski potensinya besar, The Fed mengingatkan bahwa dampak AI pada produktivitas akan datang perlahan. Tantangan terbesar saat ini bukanlah teknologi itu sendiri, melainkan adopsi oleh bisnis dan masyarakat. Survei menunjukkan bahwa penggunaan AI masih terkonsentrasi di perusahaan besar dan sektor tertentu seperti keuangan dan sains.

“Butuh waktu, investasi, dan teknologi pendukung seperti antarmuka pengguna, robotika, dan agen AI untuk membuat AI benar-benar berguna di seluruh ekonomi,” tulis para peneliti. Mereka membandingkannya dengan revolusi komputasi yang membutuhkan puluhan tahun sebelum akhirnya memicu lonjakan produktivitas.

Ekonom Goldman Sachs memperkirakan efek AI pada produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhan PDB AS baru akan terlihat pada 2027, dengan puncaknya terjadi pada tahun 2030-an. Selain itu, The Fed memperingatkan risiko overinvestasi dalam infrastruktur seperti pusat data dan pembangkit listrik—mirip dengan krisis akibat overekspansi rel kereta api pada abad ke-19.

Meski demikian, keyakinan The Fed terhadap potensi transformatif AI generatif tetap kuat. Seperti robot Ugo yang membantu manusia di masa pandemi, AI generatif diprediksi akan menjadi mitra produktivitas jangka panjang. Pertanyaannya sekarang: seberapa cepat kita bisa beradaptasi?

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI