5 Langkah Bijak Lindungi Data Pribadi di Era Digital

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Di tengah maraknya layanan keuangan digital yang menjanjikan kemudahan, ada satu hal yang sering terlupakan: keamanan data pribadi. Jonathan Kris, Brand Manager platform fintech lending AdaKami, mengingatkan bahwa penyalahgunaan data bisa terjadi dalam berbagai bentuk—mulai dari pencurian identitas hingga penyebaran informasi sensitif. “Kita perlu meningkatkan kesadaran dan menjaga informasi pribadi dengan langkah pencegahan tepat,” tegasnya dalam keterangan resmi yang diterima Telset.id.

Faktanya, riset Mozilla menunjukkan 67% masyarakat Indonesia masih abai terhadap perlindungan data. Padahal, kasus seperti pengumpulan data biometrik ilegal atau kebocoran data massal membuktikan ancaman ini nyata. Lalu, bagaimana cara melindungi diri? Berikut panduan praktis dari para ahli:

1. Media Sosial: Panggung Berbahaya untuk Data Sensitif

Trend “birthday reveal” atau unggahan kartu identitas kerap menjadi bumerang. Jonathan menekankan, data seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, atau alamat lengkap adalah “kunci” yang bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan. “OTP pun seharusnya tak pernah dibagikan, sekalipun kepada kerabat,” tambahnya.

2. Label Paket Belanja: Sampah yang Bisa Menjerat

Pernah membuang kemasan paket begitu saja? Ternyata, label berisi nama, nomor telepon, dan alamat adalah sasaran empuk penipu. Solusinya sederhana: robek atau hitamkan informasi sebelum membuangnya. Langkah kecil ini bisa mencegah penyalahgunaan data untuk pinjaman ilegal atau phishing.

3. Voucher Menggiurkan: Umpan Beracun

Promo diskon 90% atau giveaway dengan syarat mengisi data pribadi? Hati-hati! Modus ini sering menjadi pintu masuk phishing. Pastikan Anda hanya berinteraksi dengan platform resmi, dan selalu perbarui sistem keamanan perangkat.

4. Wi-Fi Publik: Jebakan di Tempat Nongkrong

Koneksi gratis di kafe atau bandara mungkin menggiurkan, tapi Jonathan mengingatkan: “Jaringan ini rentan disusupi.” Gunakan mobile data atau VPN jika harus melakukan transaksi keuangan di tempat umum.

5. Customer Service Palsu: Penipuan Berkedok Resmi

Terakhir, waspadai oknum yang mengaku sebagai customer service namun meminta transaksi di luar platform. “Tak ada perusahaan resmi yang meminta data melalui DM atau WhatsApp,” tegas Jonathan. Jika ragu, selalu verifikasi melalui kanal resmi.

Di era dimana data pikiran pun bisa diperjualbelikan, kewaspadaan adalah harga mati. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda bisa menikmati kemudahan digital tanpa rasa was-was.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI