JAKARTA – Di penghujung tahun 2015, Indonesia kembali mendapat kabar yang membanggakan. Seorang anak bangsa, Alva Jonathan, berhasil menjadi juara pertama di kejuaraan dunia live overclock Kingston HOT yang diselenggarakan oleh Kingston di Fountain Valley, California, Amerika Serikat.
Dalam kompetisi overlocking bertaraf internasional tersebut, Alva berhasil mengalahkan 9 peserta final lainnya yang berasal dari Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Polandia (juara 2 tahun berturut-turut), Italia, Afrika Selatan, dan juga rekan senegaranya dari Indonesia.
Prestasi gemilang yang dicapai Alva ini semakin lengkap, karena pemilik nickname Lucky_n00b ini menjadi orang Asia pertama yang berhasil memenangkan kejuaraan dunia overclock bergengsi ini di Amerika Serikat.
“Saya sangat bersyukur dan sekaligus merasa sangat beruntung bisa memenangkan kejuaraan yang sangat bergengsi Kingston H.O.T tahun ini. Dari sisi persiapan, ini adalah kejuaraan dunia dengan persiapan paling minim yang pernah saya jalani,” kata Alva, dalam keterangannya yang diterima telsetNews, Selasa (22/12/2015)..
Ia menuturkan, seharusnya persiapan kejuaraan dunia seperti ini dilakukan selama beberapa minggu. Namun, sejak awal Desember dia sudah disibukkan dengan penyelenggaraan AOCT di Jabodetabek, demo overclock, dan kejuaraan dunia di Wuhan, China, di mana ia berhasil mengunci posisi ke-3.
“Dalam sebulan meraih dua prestasi dunia adalah pencapaian yang membanggakan bagi saya pribadi. Lebih membanggakan karena saya membawa nama Indonesia,” ujar Alva dengan ekspresi penuh kegembiraan.
Sebagai informasi, overclock awalnya adalah upaya meningkatkan performa komputer dengan menaikkan frekuensinya (contoh: dari 2 GHz ke 2.5 GHz). Namun saat ini praktek overclock lebih mengacu ke upaya meningkatkan performa sebuah sistem agar (jauh) lebih tinggi dibandingkan performa standarnya.
Sementara di kejuaraan overclocking, pemenangnya adalah peserta yang mampu menampilkan nilai tertinggi dari kategori pertandingan yang ditetapkan. Pada umumnya kategori pertandingan dalam sebuah kejuaraan overclocking bisa terbagi menjadi dua jenis.
Pertama, adu tinggi frekuensi. Bisa merupakan adu tingkat frekuensi prosesor komputer, adu frekeuensi memori (RAM), dan sebagainya.
Kedua, adu performa. Dalam pertandingan jenis ini, panitia menentukan software benchmark apa yang akan menjadi penentu kemenangan. Peserta yang berhasil memperoleh nilai performa terbaik dalam pengerjaan software benchmark tersebut adalah pemenangnya.
Kejuaraan Dunia Overclocking HyperX OC Takeover (H.O.T.) diselenggarakan oleh produsen memori Kingston. Babak penyisihan untuk kejuaraan dunia ini dilakukan secara online.
Dari kejuaraan online ini hanya sedikit overclocker terbaik dari setiap region yaitu Amerika Utara, Amerika Latin, EMEA (Eropa, Timur Tengah, Afrika), dan Asia yang berhak memperoleh undangan ke final kejuaraan dunia ini.
Di babak final, Indonesia berhasil mengirimkan dua wakilnya dengan mengalahkan seluruh peserta lain dari Asia. Mekanisme pertandingan dan penjurian dalam kejuaraan ini diserahkan kepada tim dari HWBOT.org.
Jalannya Pertandingan
Peserta final Kingston H.O.T. 2015 ini adalah Splave and Fugger overclocker dari region Amerika Utara, Hazzan and Lucky_n00b (Asia), Rsannino and DrWeez (EMEA), Nacho_arroyo and Joe90br (Amerika Latin), dan Gunslinger (Wildcard).
Final kejuaraan dibagi menjadi tiga sesi pertandingan. Skor akumulatif dari ketiga pertandingan tersebut adalah penentu kemenangan. Di hari pertama, Alva berhasil meraih peringkat dua dalam sesi pertama dan peringkat tiga dalam sesi kedua.
Sesi kedua ini berhasil dimenangkan oleh overclocker asal Indonesia lainnya, Hasan Jadid (Hazzan). Sementara itu, juara bertahan, Xtreme_Addict (Polandia) berhasil meraih posisi pertama di sesi pertama dan peringkat kedua di sesi kedua.
Terpaut cukup jauh dari peringkat pertama umum, Alva pun harus bisa meraih keunggulan tiga peringkat terhadap Polandia di sesi tiga, di hari berikutnya.
Di hari kedua, persaingan berlangsung sangat ketat, peserta dari negara lain akhirnya bisa bergantian mendominasi papan peringkat atas. Akan tetapi, pada akhirnya Alva mampu meraih peringkat kedua dalam sesi tiga ini.
Terpaut cukup jauh dari Polandia, Alva berhasil mengumpulkan nilai tertinggi dalam keseluruhan lomba dan memenangkan peringkat pertama kejuaraan dunia di Amerika Serikat ini.
Sementara itu, Hazzan, wakil dari Indonesia lainnya, berhasil meraih peringkat ketiga, melengkapi dominasi Indonesia di Amerika Serikat dalam kejuaraan dunia overlocking tersebut.
Atas prestasinya ini, Alva berhak mengantongi hadiah uang tunai senilai USD 7.000 atau sekitar Rp 96 juta, sementara Hazzan mendapat hadiah sebesar USD 3.000 atau setara Rp 42 juta. Selamat untuk Alva dan Hazzan! [HBS]